ASK
ME

REGISTER
NOW

Seluk-Beluk Praktik Humas Pemerintahan

11/05/2014 00:00:00

Buku “The PR 2” karya Deputi 5 Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto diawali dengan bahasan potensi Indonesia di mata para investor asing di bidang teknologi informasi. Salah satu contoh kasusnya adalah RIM BlackBerry yang sempat keberatan dengan pendirian layanan purna jual di Indonesia. Ada pula persoalan puluhan satelit asing di sekitar Indonesia yang sempat memusingkan Kementerian Komunikasi dan Informatika, tempat Gatot bekerja sebelumnya.

 

Menjadi praktisi humas yang baik bukan hanya sekadar memikirkan soal citra, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan media dan pemangku kepentingan terkait. Hal ini membutuhkan kemampuan interpersonal dan pengetahuan tentang media yang lebih dari cukup. Ada kalanya praktisi humas harus berurusan dengan isu yang berembus entah dari mana dan menimbulkan kekacauan di lembaga.

 

(Dari kiri ke kanan) Moderator Satria Kusuma Fajar, Gatot S. Dewa Broto, Yusuf Arifin, dan Nia Sarinastiti, terlibat dalam diskusi.

 

“Sebagai praktisi PR, kita tidak boleh berbohong, tapi kita bisa memilih sudut pandang mana yang akan ditampilkan pada media terkait suatu isu,” papar Gatot. “Kita tutupi yang buruk, kita tonjolkan yang baik, meski itu tak selalu berhasil.”

 

Acara bedah buku “The PR 2” yang digelar di Aula D Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada Senin, 3 November 2014 lalu itu, dihadiri pula oleh Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Yusuf Arifin dan dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Dr Nia Sarinastiti, sebagai pembicara. Bertindak selaku moderator adalah dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Satria Kusuma Fajar. (Andina Dwifatma)