ASK
ME

REGISTER
NOW

Pers dan Pengadilan Tentukan Kualitas Demokrasi (Kompas, 21 Juni 2005)

06/23/2005 00:00:00

Jakarta, Kompas - Media pers dan pengadilan sangat menentukan kualitas kehidupan berdemokrasi suatu negara. Ironisnya, media pers lebih memanjakan keinginan pasar global akan berita infotainment di tengah merosotnya kepedulian mahasiswa terhadap persoalan politik negerinya.

Demikian disampaikan Pakar Komunikasi Politik dari Temple University, AS, Prof Dr Herbert AW Simons dalam seminar "Media and Political Campaign" di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Senin. Ia mengatakan, demokrasi yang kuat membutuhkan pers bebas dan kritis serta pengadilan independen yang mampu menegakkan hukum. Lembaga ini diharapkan mampu mengontrol sepak terjang eksekutif dan legislatif agar tetap bermain dalam koridor hukum.

Media pers dan pengadilan yang kuat ini tercermin misalnya dalam pesta demokrasi yang bernama pemilihan umum. Yang menjadi tantangan media pers kemudian adalah bagaimana mempertahankan keterlibatan publik dalam masalah politik di negerinya dan tidak hanya semasa pemilu berlangsung. Dengan demikian, proses pendidikan politik lewat media pers, baik melalui pilihan berita peristiwa maupun wacana dan kemasan tayangan atau tulisan, tidak sia-sia.

Kuatnya permintaan konsumen akan tayangan atau berita infotainment membuat usaha media pers mempertahankan lebih lama kepedulian publik akan persoalan politik makin sulit. Berita dan tayangan infotainment membuat publik cepat tenggelam pada persoalan keseharian mereka yang nyaris tidak ada hubungannya dengan persoalan politik.

Pembicara lain dalam seminar itu, sutradara film Garin Nugroho. Ia mengatakan, media harus sanggup membangun pasar berita dan tayangan politik yang menarik buat publik. Ia memberi contoh bagaimana seharusnya media pers menyajikan "tontonan politik" yang menarik bagi publik, antara lain kampanye tentang pemilu yang bersih dan sehat. (WIN)