ASK
ME

REGISTER
NOW

PERJALANAN KE TANAH ASAL PARA FILSUF

08/13/2013 00:00:00

 

Beberapa saat yang lampau, salah satu staf pengajar program studi komunikasi Unika Atma Jaya, Prof. Dr . A. Agus Nugroho diundang sebagai pembicara dalam World Congress of Philosophy ke 23 di Athena Yunani.  Ini merupakan konggres yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Sebagai tuan rumah acara ini adalah Universitas Nasional Athena, dimana kampusnya terletak di tengah-tengah hutan pinus dan perkebunan zaitun yang sangat menawan.  Ini juga merupakan kali pertama, sebuah konggres para filsafat diselenggarakan di tempat kelahiran para filsuf besar dunia semacam Plato, Aristoteles, Socrates dan sebagainya. Dalam acara tersebut Prof. Agus mewakili para filsuf dari Asia Tenggara yang membahas tentang “Cultural Tradition and Sustainable Development in South East Asia.

 

Di konggres tersebut dihadiri oleh para filsuf dari seluruh dunia yang membahas berbagai hal yang terkait dengan perkembangan ilmu filsafat. Berbagai tokoh besar dalam bidang filsafat juga hadir dalam acara ini seperti filsuf Jerman Jurgen Habermas yang terkenal dengan teorinya tentang rasionalitas komunikatif dan ruang publik. Juga filsuf dari Italia, Umberto Eco yang terkenal dengan novelnya yang berjudul Il nome della rosa (The Name of the Rose) serta filsuf Inggris Simon J. Critchley.

 

 

Sebagai seorang filsuf, tanah Yunani merupakan tempat yang mampu mendatangkan pesona tersendiri. Lanskap pemandangan alamnya sangat menawan, namun terlebih lagi akan warisan kesejarahannya yang mendunia. Banyak tempat yang tertulis di katab suci atau kitab-kitab filsafat kuno ada disini. Kita bisa mengagumi dan membayangkan bagaimana para filsuf dahulu saling berdebat dan mendiskusikan berbagai gagasan-gagasan besarnya.Prof. Agus juga mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Athena semisal Acropolis, Plato Academy, Aristotle Lyceum. Saking terpesonanya akan alam Yunani dan nuansa kesejarahannya yang menawan, prof. Agus mulai menulis puisi lagi, setelah sekian lama akivitas menulis puisi itu tidak dilakukannya. (Eko Widodo)