ASK
ME

REGISTER
NOW

Penganugerahan NABIL Award 2010 kepada Dr. Anhar Gonggong (Dosen FIA)

11/12/2010 00:00:00

NABIL Award 2010
Salah seorang dosen Fakultas Ilmu Admnistrasi Unika Atma Jaya mendapatkan penganugerahan Nabil Award 2010 yang diadakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 di Hotel Mulia Jakarta, mengambil tema:"Memahami Sejarah Membangun Bangsa".(ed)


Yayasan Nation Building (NABIL), adalah suatu lembaga nirlaba yang didirikan tanggal 30 September 2006 dengan tujuan untuk turut peduli kepada proses Nation Building Indonesia dan masalah-masalah yang dihadapinya. Sejak 2007, setiap tahun sekali Yayasan Nabil menganugerahkan NABIL Award kepada ilmuwan sosial yang telah berjasa bagi pengembangan proses Nation Building Indonesia melalui penelitian, penerbitan karya ilmiah dan/atau aktivitas lain yang mampumemberikan pencerahan kepada publik. Mereka yang dievaluasi di antaranya adalah orang(-orang) yang bergiat dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan tantangan yang dihadapi Nation Building Indonesia dari dulu hingga sekarang, Sejauh ini sudah enam orang sarjana dari lima negara yang telah menerima Nabil Award, yakni dari Perancis (Dr Claudine Salmon), Jerman (Dr Mary Somers-Heidhues), Singapura (Prof Dr Leo Suryadinata), Australia (Assoc. Prof. Charles A. Coppel) dan Indonesia (Dra Myra Sidharta dan Mely G. Tan, Ph.D).


Di tahun ke-4 pemberian Nabil Award, Yayasan Nabil merasa terpanggil untuk memberikan penghargaan kepada para sejarawan. Hal ini berangkat dari keprihatinan akan memudarnya karakter dan wawasan kebangsaan, tidak saja di kalangan sebagian anak muda, tetapi juga di kalangan mereka yang sudah mapan.

 

Baru-baru ini terdengar berita mengejutkan, bahwa Pelajaran Sejarah Nasional telah dihapuskan dari kurikulum beberapa sekolah, bahkan Sejarah Nasional tidak masuk dalam Ujian Nasional. Buku sejarah tertentu dilarang beredar dan kemudian menjadi polemik yang hangat. Apakah Sejarah dinilai sudah tidak relevan bagi masa depan bangsa ini? Apakah Sejarah hanya sibuk dengan masalah-masalah kontroversial saja? 

 

Sejarah adalah cahaya untuk menerangi masa depan; sejarah adalah lonceng pengingat untuk tidak melakukan kesalahan dan kebodohan serupa, kapan pun dan di mana pun. Ada dua unsur utama yang perlu diperhatikan dalam kaitan ini: pelaku sejarah dan sejarawan yang menuliskan sejarah. Kelahiran dan keberlangsungan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari para pembuat dan penulis sejarah. Maka untuk tahun 2010 ini telah terpilih tiga tokoh putera-puteri Indonesia terkemuka dalam bidang "Kesejarahan Indonesia Modern", yaitu Dr. Anhar Gonggong, Dra. Mona Lohanda, dan Dr. Asvi Warman Adam DEA.

 

Nama Anhar Gonggong (lahir 1943 di Pinrang Sulawesi Selatan) dikenal sebagai seorang sejarawan yang sering tampil di berbagai forum seminar maupun di layar kaca dan dosen di berbagai perguruan tinggi. Tema sentral pemikiran dan karya-karya yang selalu ditekankan putera Bugis berdarah biru ini adalah keindonesiaan, tema keindonesiaan yang padu dalam keragaman.

 

Mona Lohanda (kelahiran Tangerang 1947) adalah seorang Peneliti Utama dari Arsip Nasional RI, yang mampu mengawinkan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Kearsipan. Arsip merupakan memori kolektif dan jatidiri bangsa. Dari arsip, dapat dilihat sosok perjalanan suatu bangsa. Mona telah mengabdikan diri selama 38 tahun untuk menjadikan arsip sebagai bagian dari kinerja menggerakkan penulisan sejarah bangsa agar semakin hari semakin berkualitas.

 

Bagi publik, nama Asvi Warman Adam (lahir di Bukittinggi, 1954), adalah sebuah ikon publik yang tak asing lagi. Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini adalah Kolumnis yang produktif dan juga nara sumber di berbagai seminar maupun acara televisi. Asvi giat dalam kegiatan pelurusan sejarah, mengembalikan etnis Tionghoa ke dalam Sejarah Nasional Indonesia dan pelajaran sejarah, serta sebagai ilmuwan publik.

 

Persoalan character and nation building merupakan kristalisasi dari pembelajaran sejarah. Sehingga segala upaya untuk memperkuat keduanya memerlukan apresiasi terhadap sejarah. Salah satu founding father kita, Ir Soekarno, menegaskan “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!” (JASMERAH). Untuk itulah maka penganugerahan Nabil Award 2010 yang diadakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 di Hotel Mulia Jakarta, mengambil tema: “Memahami Sejarah Membangun Bangsa,” dengan harapan kita akan sanggup membangun bangsa dengan cara yang lebih arif.

 

 

(updated by ynr-m&pr/10/10)