ASK
ME

REGISTER
NOW

Pembukaan JPP dan DSPP Program 2010

01/25/2010 00:00:00

Pembukaan JPP dan DSPP 2010
Untuk keempat kalinya Fakultas Ilmu Admisnistrasi Unika Atma Jaya bekerja sama dengan Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies (ACICIS) menyelenggarakan kegiatan Journalism Professional Practicum (JPP). Acara ini dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. F.G. Winarno bersama dengan bapak Duta Besar Australia untuk Indonesia Mr. Bill Farmer di gedung Yustinus lantai 14. Kegiatan JPP kali ini diikuti oleh 27 mahasiswa dari berbagai universitas di Australia.


Pada tahun ini juga dibuka program baru yang merupakan pengembangan dari kegiatan JPP yang telah berjalan dengan baik. Program tersebut dinamakan DSPP (Development Studies Professional Practicum). Jika JPP diikuti oleh mahasiswa yang memiliki latar belakang atau tertarik dalam bidang jurnalistik. Program DSPP diikuti oleh para mahasiswa yang memiliki latar belakang dan tertarik dalam bidang pembangunan masyarakat.  Untuk kali pertama program ini diikuti oleh 12 orang mahasiswa.  Sehingga secara keseluruhan program ini diikuti oleh 39 orang mahasiswa asing.

Selain dibukanya sebuah program baru,  hal lain yang menarik dalam program kali ini adalah bahwa peserta program ini berasal dari berbagai negara dan latar belakang budaya. Setidaknya ada 8 latar belakang budaya yang berbeda yang menjadi peserta kegiatan ini yaitu dari Australia, Selandia Baru, Singapora, Vietnam, China, Jepang, Iran dan Afrika Selatan. Dengan bertemunya para mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya ini menjadikan kegiatan ini menjadi ajang persahabatan dan komunikasi antar latar belakang budaya yang berbeda. Diharapkan program ini dapat menjadi program yang mampu mempererat tali persahabatan antar negara.

Selama 2 bulan mereka akan belajar di Indonesia tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang keilmuan mereka. Selain belajar di kelas, mereka juga akan diberi kesempatan magang di beberapa media massa di Indonesia. Ini tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka ketika sudah kembali ke negaranya. (eko/2010)