ASK
ME

REGISTER
NOW

Pemilu 2014: Ayo memilih!

01/29/2014 00:00:00

Partai politik peserta Pemilu mulai gencar memperkenalkan para calon anggota DPR dan DPRD mereka. Sejumlah isu pun menjadi pusat perhatian publik menyikapi dinamika tersebut, seperti banyaknya artis yang menjadi caleg, kampanye politik yang jauh dari realitas, minimnya program yang diusung oleh para kandidat, hingga tingginya peluang untuk terjadinya pelanggaran pada saat pemungutan suara, baik pada Pemilu legislatif, 9 April, maupun Pemilu Presiden/Wakil Presiden pada 9 Juli 2014.

 

Sejumlah isu tersebut terungkap dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Prodi Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta, bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang ditayangkan di TVRI secara live pada hari ini, Rabu, 29 Januari 2014, pukul 11.00-12.00 WIB.

 

Acara yang diselenggarakan dalam rangka menyongsong Pemilu ini menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu: Prof. Alois Agus Nugroho (Dosen Komunikasi Atma Jaya Jakarta), Dr. Lely Arrianie (Pakar Komunikasi Politik), Ray Rangkuti (Direktur Lingkar Madani), dan mewakili mahasiswa Boy Manurung (Mahasiswa Prodi Komunikasi Unika Atma Jaya, Jakarta).

 

Para narasumber

 

Prof. Alois mengatakan bahwa mahasiswa harus aktif memilih. Siapapun bisa memilih lepas dari apapun agama, suku, pekerjaan, dan pendidikannya. “Yang jelas masa depan bangsa ini ada pada mereka, pada anda, pada kita!” tegas ahli etika ini. Ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta terkait iklan politik, Prof. Alois mengatakan iklan perlu diwaspadai. Iklan harus dicerna dengan melihat sejauhmana iklan tersebut merepresentasikan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga pemilih bisa memperoleh informasi yang benar dan akurat.

Sementara itu, Ray Rangkuti menekankan dua hal penting yang perlu dipikirkan menjelang Pemilu 2014 ini. Pertama, membentuk sistem yang bagus, yang sekarang sudah mulai terbentuk. Kedua, mencari orang-orang yang jujur. Menurut Ray, Pemilu 2014 ini mestinya dijadikan kesempatan penting untuk memilih orang-orang jujur dan kaya hatinya untuk mengisi sistem yang sudah ada, sehingga sistem berbangsa dan bernegara kita tetap menjadi baik.

 

Selanjutnya, Ibu Lely menyorot soal cara memilih yang perlu diperhatikan. Memilih partai berbeda dengan memilih orangnya. Memilih caleg secara langsung lebih transparan dan tentunya lebih demokratis, karena orang yang memilih benar-benar mengenal siapa yang akan mewakilinya nanti. Namun, proses ini menurut Ibu Lely hendaknya tidak dilakukan secara instan pada saat mencoblos di bilik coblos, melainkan sudah mengikuti rekam jejak caleg tersebut semasa kampanye. Sehingga keputusannya lebih matang dan rasional.

 

Talkshow yang dipandu oleh dua presenter terkenal Olga Lydia dan Hilbram Dunar ini sangat meriah dengan dihadiri oleh 200-an mahasiswa, di samping para dosen dan staf Unika Atma Jaya Jakarta. Para mahasiswa juga aktif bertanya ketika pembawa acara mempersilahkan peserta untuk bertanya. Sejumlah pertanyaan yang muncul adalah menyangkut apa dasar partai merekrut artis menjadi caleg, kemudian tipe pemimpin seperti apa yang ideal bagi Indonesia ke depan sehingga mampu memberantas korupsi secara tegas dan berani, dan bagaimana etika politik dalam berkampanye para caleg, termasuk lewat media sosial.

 

Peserta talkshow

 

 

Sesi tanya jawab

 

Pada dasarnya, Pemilu merupakan ruang konstitusional di mana rakyat menegaskan kedaulatannya. Rakyat memilih pemimpin dan wakilnya yang nantinya akan mewakili mereka untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan mengejar kepentingan kelompok maupun partai politik para caleg tersebut.

Akhirnya, semoga Pemilu 2014 ini menorehkan sejarah baru dengan lahirnya kepemimpinan nasional yang kompeten, berintegritas, tegas, dan dekat dengan rakyat, demi memajukan demokrasi, bangsa dan negara tercinta, Indonesia (Salvatore Simarmata).

 

kanan ke kiri, Dr. Eko Widodo (Wadek I FIABIKOM), Prof. Aloisius A. Nugroho (Guru Besar Prodi Komunikasi), Olga Lidya, Dr.Lely, Dr. Ferry K.., Hilbram Dunar, Boy S. M (mahasiswa Komunikasi)