ASK
ME

REGISTER
NOW

PELBBA 21 & HUT 15 PKBB

7/17/2013 12:00:00 AM

PELBBA 21

 PERTEMUAN LINGUISTIK

 PUSAT KAJIAN BAHASA DAN BUDAYA ATMA JAYA

 KEDUA PULUH SATU ~ Guru: Dari Mengajar ke Membelajarkan ~ 

 HUT 15 PUSAT KAJIAN BAHASA DAN BUDAYA ATMA JAYA

The State of Indonesian and Indonesian Languages

~ Prof. Abigail C. Cohn, Ph.D. ~

Dept. of Linguistics, Cornell University

 17-19 Oktober 2012

PELBBA 21 ini mengajak kita semua untuk berpikir menjawab pertanyaan ini. Sampai sejauh mana kita, memiliki tanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan pendidikan di Indonesia ini, telah melakukan tindakan untuk memenuhi tujuan pendidikan nasional (UUSPN No. 20 (2003), Pasal 3), khususnya yang bercetak tebal ini?

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Inti dari tujuan pendidikan nasional adalah tindakan “konstruktif” (sejalan dengan padangan konstruktivisme). Namun, kegiatan pendidikan di Indonesia selama ini sudahkah ke sana arahnya? Bagaimanakah mengalihkan tindakan yang berkiblat “instruktif”, sebagaimana yang pada umumnya dijumpai di ruang-ruang kelas (perlakukan terhadap perserta didik) dan di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) (perlakuan terhadap para calon guru), ke kiblat “konstruktif”?
Ruang kelas: Akankah tujuan pendidikan nasional tercapai

  1. Apabila guru memperlakukan dirinya sebagai sumber ilmu – bahkan sebagai satu-satunya sumber – atau sebagai penyampai ilmu pengetahuan karena telah lebih dahulu membaca dan mempelajari buku atau sumber yang lain?
  2. Apabila tindakan guru di dalam kegiatan mengajar adalah berbicara hampir sepanjang jam pelajaran dan siswa mendengarkan dan mencatat dan pada akhir kelas kemudian mengopi “lembar edar” (handout) atau ringkasan (misalnya, dengan power point)? à guru bekerja keras dan berkreasi dalam menyajikan bahan ajar, sementara siswa tinggal mengikuti, menikmati dan – bisa jadi –  mengagumi hasil kerja keras dan kreasi guru?

LPTK: Akankah tujuan pendidikan nasional tercapai, apabila LPTK mempersiapkan para calon guru untuk sekadar menjadi seorang guru yang mampu “mengajar”, dengan hanya mengandalkan pada pemberian 

  1. bekal berupa seperangkat pengetahuan seperti metode pengajaran, media pengajaran, kurikulum, pengembangan bahan ajar?
  2. kesempatan menerapkan apa yang telah dipelajari tentang seperangkat pengetahuan itu dalam bentuk micro teaching dan berlanjut dengan “program pengalaman lapangan” (PPL)?

Tujuan pendidikan nasional sejalan dengan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu pendidikan yang memberdayakan siswa untuk secara mandiri mampu melakukan pengembangan potensi diri sehingga itu dapat disumbangkan menuju transformasi sosial, menuju kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Setiap generasi memiliki tantangan untuk menetapkan apa yang diajarkan kepada generasi berikutnya. Secara alami, pendidikan berubah lintas waktu dan wilayah. Kualitas pendidikan yang sesuai untuk suatu wilayah pada masa tertentu belum tentu sesuai untuk wilayah lain pada masa yang lain.
PELBBA 21 memfokuskan pada pembahasan berikut ini: bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia dapat menjawab tantangan UNESCO (lima pilar proses belajar): belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup bersama, belajar untuk menjadi diri sendiri, belajar untuk mengembangkan diri dan masyarakat di lingkungannya? Bagaimanakah proses pendidikan yang tidak identik dengan proses mengajar siswa, melainkan dengan proses membelajarkan siswa (membuat siswa belajar) terus-menerus, proses memampukan siswa belajar sepanjang hayat – menuju masyarakat yang lebih baik, dan makin baik dari satu generasi ke generasi berikutnya?

Sidang Pertama (Rabu, 17 Oktober 2012)

07:30–08:30    Pendaftaran dan Pameran Buku

08:30–08:45    Sambutan-sambutan

08:45–10:15    Prof. Dr. Paulina Pannen                 STKIP Kebangkitan Nasional

                        “Menciptakan Generasi Baru Pendidik: Tantangan dan Peluang”

                        Moderator: Prof. Dr. Laura F.N. Sudarnoto

10:15–11:45    Dr. Zifirdaus Adnan                         University of New England, Australia

                         “Membangun Kemandirian Pemelajar melalui Genre Approach

                        Moderator: Yassir Nasanius, Ph.D.

11:45–13:00    Istirahat dan makan siang

13:00–14:30    Helena I.R. Agustien, Ph.D.              Universitas Negeri Semarang

                         “Belajar Bahasa untuk Belajar”

                        Moderator: Katharina Endriati Sukamto, Ph.D.

14:30–16:00    Dr. Risa Permanadeli                       Pusat Kajian Representasi Sosial

                        “Mencari Dasar Perilaku dan Pengetahuan Berbangsa dan Bernegara pada Pendidikan”

                        Moderator: Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo

Sidang Kedua (Kamis, 18 Oktober 2012)

07:30–08:45    Pameran Buku

08:45–10:15    Prof. Dra. Anita Lie, M.A., Ed.D.,     Universitas Widya Mandala

                        ”Komunitas Belajar Guru sebagai Pengembangan Profesionalisme”

                        Moderator: Lanny Hidajat, Ph.D.

10:15–11:45    Dr. Siti Wachidah                             Universitas Negeri Jakarta

                         “Belajar Mandiri di Konteks Sekolah Menengah”

                        Moderator: Faizah Sari, Ph.D.

11:45–13:00    Istirahat dan makan siang      

13:00–16:00    Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo“Guru yang Membelajarkan”

                        Dr. Siti Wachidah                 Universitas Negeri Jakarta    “Memandirikan Siswa”

                        Faizah Sari, Ph.D.                 Unika Atma Jaya                    “Memberdayakan Siswa”

                        Christine Manara, Ph.D.      Unika Atma Jaya                    “Guru Pembelajar”