ASK
ME

REGISTER
NOW

Metaverse dalam Pendidikan : Persiapkan Generasi Muda Sebagai Pemimpin Masa Depan

4/23/2022 12:00:00 AM

Webinar “Metaverse: The New World We Might be Forced to Live with Psychology, Business, and Education” yang merupakan hasil kolaborasi Unika Atma Jaya dengan Insight Web Academy (23/4). Kegiatan webinar ini menyoroti pentingnya Indonesia harus mulai masuk ke dunia Metaverse, termasuk langkah-langkah inovasi dan kajiannya dalam dunia psikologi, bisnis, dan pendidikan. 

 

Jakarta, 23 April 2022 – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya sebelumnya telah menggelar seremoni dalam rangka membentuk kerja sama dalam proyek Metaverse dengan WIR Group di Gedung Yustinus Lt.14 Unika Atma Jaya, (21/3).

 

Menindaklanjuti seremoni tersebut, Unika Atma Jaya berkolaborasi dengan Insight Web Academy mengadakan kegiatan Webinar “Metaverse: The New World We Might be Forced to Live with Psychology, Business, and Education” guna menjawab pertanyaan yang masih berputar di kalangan masyarakat, yaitu alasan pentingnya Indonesia harus mulai masuk ke dunia Metaverse, termasuk langkah-langkah inovasi dan kajiannya dalam dunia psikologi, bisnis, dan pendidikan.

 

Unika Atma Jaya dalam hal ini menjawab, bahwa Metaverse penting untuk diterapkan, mengingat hingga saat ini masyarakat hidup dalam situasi pasca Covid-19 dimana teknologi menjadi sesuatu yang semakin intensif untuk diterapkan karena masyarakat akan semakin bergantung pada teknologi. Metaverse dapat dikatakan sebagai perkembangan terkini dari teknologi itu sendiri.

 

 Rektor Unika Atma Jaya Dr. Agustinus Prasetyantoko memberikan sambutan dalam kegiatan Webinar “Metaverse: The New World We Might be Forced to Live with Psychology, Business, and Education”. Prasetyantoko mengatakan Unika Atma Jaya memiliki tugas untuk mempersiapkan sistematika, karakter, dan nilai kepedulian bagi generasi muda untuk menghadapi masa depan, khususnya melalui teknologi.

 

"Unika Atma Jaya sendiri memiliki tugas untuk mempersiapkan sistematika, karakter, dan nilai kepedulian yang lebih baik bagi generasi muda untuk menghadapi masa depan, khususnya generasi inilah yang akan menjadi pelaku, pemimpin, atau warga yang akan mewarnai masa depan dengan pengetahuan akrab terkait teknologi yang sudah dikuasai masing-masing orang, " ungkap Prasetyantoko dalam sambutannya.

 

Rektor Unika Atma Jaya ini juga berharap agar kegiatan kali ini dapat memberikan wawasan dan bekal yang lebih jauh mengenai implikasi-implikasi serta konsekuensi-konsekuensi dalam bidang psikologi, ekonomi, bisnis, dan bidang lainnya selama mempersiapkan metaverse.

 

“No Language Left Behind” menjadi pesan besar yang disampaikan oleh Stephen Ng. MM., MITM., MIR., CEO PT Wir Group. Melalui teknologi yang ada sekarang, language barriers atau perbedaan bahasa antar masyarakat dan negara nantinya bukan menjadi jurang antara satu dengan yang lain.

 

Menyetujui hal tersebut, CEO dari PT Wir Group, Stephen Ng. MM., MITM., MIR., turut memberikan penjelasannya mengenai ungkapan Metaverse dalam lingkungan masyarakat, terutama di dunia teknologi, bisnis, hingga pendidikan.

 

“Metaverse memang sedang menjadi suatu major buzzword di dunia teknologi, bisnis, keuangan, pendidikan, dan sektor lainnya. Metaverse sebenarnya merupakan evolusi lanjutan dari mobile internet, namun hal yang perlu diklarifikasi adalah bahwa Metaverse tidak berkompetisi dengan internet. Metaverse dibangun di atas internet, “ ungkap Stephen.

 

Secara sederhananya, Stephen menyatakan bahwa nantinya Metaverse akan mempersiapkan alat transportasi, perangkat elektronik, dan berbagai hal lainnya ke dalam bentuk Augmented Reality (AR) Glasses, Virtual Reality (VR) Glasses, maupun kombinasi keduanya. Hingga saat ini, hal yang mendorong orang membicarakan Metaverse saat ini dapat terlihat dari matangnya segi kemampuan AR atau VR dari aspek teknologi dan harganya yang semakin murah. Tidak hanya itu, blockchain sendiri juga telah memberikan banyak hal positif terkait digital ownership, proof of ownership, hingga proof of existence.

 

“Pandemi Covid-19 belakangan ini turut berperan di bidang teknologi yang memicu banyaknya perubahan dari sisi lifestyle masyarakat serta perubahan nama Facebook menjadi Meta pada akhir tahun 2021 sebelumnya juga menjadi salah satu faktor pendukung kata Metaverse ini semakin dibicarakan.

 

Managing Partner of Tjitra & Associates Dr. Phil Hora Tjitra (kiri atas), Wakil Dekan Fakultas Psikologi Dr. Christiany Suwartono, S.Psi., M.Si. (kanan atas), Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan Strategi (UPPS) Unika Atma Jaya Dr. Andy Susilo Lukito Budi (kiri bawah) dan CEO PT WIR Group Stephen Ng. MM., MITM., MIR. (kanan bawah) hadiri Webinar “Metaverse: The New World We Might be Forced to Live with Psychology, Business, and Education” (23/4)

 

Menegaskan hal tersebut, Unika Atma Jaya sebagai instansi pendidikan menyatakan bahwa segala dorongan Metaverse ini juga berpengaruh dalam dunia pendidikan. Metaverse membawa dua hal penting, yaitu experiencing dan gamification.

 

“Experiencing di dunia nyata dapat menghadirkan pengalaman berinteraksi, hadir, dan berpartisipasi pada satu situasi yang dapat menyentuh dan meraba; sedangkan gamification dapat menghadirkan unsur bermain dalam modul belajar di Metaverse karena titik awal dari Metaverse sendiri adalah ‘fun’, “ jelas Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan Rencana (UPPS) Unika Atma Jaya Dr. Andy Susilo Lukito Budi.

 

Andy juga menambahkan, meskipun Metaverse akan hadir dalam kehidupan teknologi sehari-hari manusia, hubungan antar manusia tetap tidak tergantikan oleh realita di dunia maya. Dalam mendukung Metaverse di sektor pendidikan, para pendidik juga perlu memiliki peran dalam Metaverse, baik sebagai mentor atau pendamping.

 

“Sambutlah Metaverse dengan sikap terbuka terhadap kebaruan. Jangan takut untuk berubah, yang paling penting adalah bersenang-senang, have fun, “ pesan salah satu lulusan University of Queensland, Australia tersebut.

 

Merangkum acara webinar tersebut, terdapat pesan besar yang ingin disampaikan oleh Stephen, yaitu “No Language Left Behind”. Pesan ini bermaksud untuk menghilangkan language barriers antar masyarakat. Dengan teknologi yang ada sekarang, hal tersebut sudah dapat dilakukan, sehingga perbedaan bahasa nantinya bukan menjadi jurang antara satu dengan yang lain yang berasal dari negara yang berbeda.

 

Acara yang diselenggarakan secara online ini dihadiri oleh Rektor Unika Atma Jaya Dr. Agustinus Prasetyantoko, Wakil Dekan Fakultas Psikologi Dr. Christiany Suwartono, S.Psi., M.Si., CEO PT WIR Group Stephen Ng. MM., MITM., MIR., Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan Strategi (UPPS) Unika Atma Jaya Dr. Andy Susilo Lukito Budi, dan Managing Partner of Tjitra & Associates Dr. Phil Hora Tjitra, (23/4).

 

Kegiatan webinar ini juga menjadi salah satu rangkaian acara untuk memperingati Dies yang ke-30 Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, khususnya program Doktoral Psikologi. (TV)