ASK
ME

REGISTER
NOW

Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya terlibat dalam Gerakan Nasional Literasi Digital untuk 12,4 Juta Masyarakat

06/15/2021 00:00:00

Dikutip dari laman Kementrian Komunikasi dan Informatika, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, meluncurkan 4 (empat) modul literasi digital, yaitu; (1) Budaya Bermedia Digital; (2) Aman Bermedia Digital; (3) Etis Bermedia Digital; dan (4) Cakap Bermedia Digital. Keempat modul ini, lanjut Menteri Johnny, akan dilakukan di 34 provinsi, 514 kabupaten kota selama 8 bulan ke depan sampai akhir tahun, dan secara berkesinambungan akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya sampai akhir masa kabinet ini. Menurut Menteri Johnny, dengan berkembangnya digitalisasi di Indonesia, maka kecakapan-kecakapan ini menjadi mutlak untuk diketahui, Ia menjelaskan, 20.000 kegiatan itu merupakan hasil kerjasama diantara Kominfo, bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, pemerintah daerah, sekitar 110 lembaga dan organisasi organisasi kemasyarakatan yang akan melakukan secara bersama-sama, kerja kolaboratif.

 

Dalam Gerakan Nasional Literasi Digital ini prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya lewat beberapa staf pengajarnya terlibat aktif dalam mensukseskan kegiatan tersebut. Dr. Dorien Kartikawangi selaku kepala prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Dr. Nia Sarinastiti dan Lisa Esti Puji Hartanti. Sebagai contoh Lisa Esti pada tanggal 16 Juni 2021 melakukan literasi digital dengan topik tentang Manfaat Literasi Digital untuk Kerukunan Antar Bangsa di wilayah Jakarta. Sedangkan pada tanggal 9 Juni 2021 melakukan literasi digital dengan topik tentang Literasi Digital untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan. Sedangkan Dr. Dorien Kartikawangi melakukan literasi digital pada tanggal 11 Juni 2021 di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dan di tanggal 8 Juni 2021 di kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Gerakan ini dilakukan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesadaran literasi digital di kalangan generasi muda. Agar generasi muda dapat memilih dan memilih informasi yang benar, bukan informasi yang menyesatkan. Dengan kemampuan literasi digital yang baik diharapkan dapat memahami persoalan bangsa dengan lebih baik dan membantu mencari solusi yang tepat bukan malah memperkeruhnya dengan turut mengkonsumsi atau bahkan menyebarkan informasi yang tidak benar.