ASK
ME

REGISTER
NOW

Masih Penuh Misteri, Atma Jaya Luncurkan Pusat Riset Tempe

9/24/2018 12:00:00 AM

Kamis (20/9), Kampus 3 Unika Atma Jaya BSD.   Fakultas Teknobiologi  (FTb) Unika Atma Jaya luncurkan Pusat dan Penelitian Pengembangan Tempe (P3T) melalui kegiatan Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Mikrobiologi dan Bioteknologi Tempe”.

FGD dihadiri para narasumber yang mewakili para pemangku kepentingan yaitu  :

 

  1. Dr. Dadi Hidayat Maskar, S.T.,M.Sc , Sekjen Forum Tempe Indonesia
  2. Prof. Dr. Antonius Suwanto, Dekan FTb UAJ.   Beliau adalah orang pertama yang berhasil memetakan dan melaporkan bahwa bahan genetik prokariot dapat terdiri dari dua kromosom sirkuler yang unik, yaitu pada Rhodobacter sphaeroides. Beliau juga memiliki hak paten atas formulasi bakteri efektif untuk mencegah penyakit tanaman akibat bakteri dan pernah menjadi duta besar Indonesia untuk American Society for Microbiology (ASM) periode tahun 2010–2015.
  3. Prof. Bambang Prasetya, Kepala Badan Standarisasi Nasional
  4. Ir. Winarni, PT. Indofood
  5. Dr. Tati Barus, Dosen dan Peneliti FTb UAJ dengan bidang keahlian pangan fermentasi tradisional.

 

Prof. Bambang Prasetya, Kepala Badan Standarisasi Nasional

 

Rektor Unika Atma Jaya, Dr.A.Prasetyantoko dalam sambutannya mengatakan “Dengan diadakannya FGD oleh FTb UAJ ini diharapkan nantinya Atma Jaya akan mengangkat Tempe sebagai pangan ternama dan bermanfaat secara global, bersama pihak-pihak terkait dengan melakukan penelitian lanjutan.  Serta Atma Jaya dapat tetap terus berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia.”

 

Dalam FGD ini disampaikan hasil penelitian Fakultas Teknobiologi UAJ yang membuktikan bahwa mikroorganisme Klebsiella Pneumoniae menghasilkan vitamin B12 dan Klebsiella spp. dapat menentukan keberhasilan produksi tempe.   Tempe sendiri merupakan makanan karya mikroorganisme, kualitas tempe ditentukan oleh mikroorganisme yang ada didalamnya. Mikroorganisme pada tempe memiliki cita rasa yang berbeda yang membuat cita rasa tempe tidak selalu sama.  Saat ini baru ditemukan kurang lebih 10% spesies mikroorganisme pada tempe yang dapat dikulturkan.  Masih ada 90% mikroorganisme lainnya yang belum dapat dikultur yang juga berperan dalam menentukan kualitas tempe.  Jadi masih ada black box mikroorganisme pada fermentasi tempe, apa saja jenisnya, keragamannya dan perannya pada kualitas dan cita rasa tempe.

 

Suasana diskusi Tempe oleh Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya

 

Tempe sendiri sebagai makanan tradisional asli Indonesia telah memiliki kode Standarisasi Nasional Indonesia (SNI 3144:2015) dan standar internasional Codex  (CODEX STAN 313R:2013) yang membuka peluang promosi tempe ke dunia internasional sebagai makanan khas Indonesia bergizi tinggi.

 

Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc (Dekan Fakultas Teknobologi Unika Atma Jaya), Prof. Bambang Prasetya (Kepala Badan Standarisasi Nasional), Dr.A.Prasetyantoko (Rektor Unika Atma Jaya)

 

“Penelitian tentang tempe masih banyak perlu dilakukan. Perlu kerjasama untuk melakukannya guna meningkatkan kualitas tempe sebagai pangan fermentasi tradisional Indonesia yang lebih mendunia” ujar Dr. Tati Barus menutup diskusi siang tadi.

 

Foto bersama peserta dan pembicara