ASK
ME

REGISTER
NOW

Lokakarya Hasil Survey Baseline Daerah Mitra

10/28/2014 12:00:00 AM

 

 

 



Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memegang teguj komitmen untuk selalu membangun tradisi akademis meningkatkan kuntitas dan kualitas hasil Penelitian dan  menindaklanjutinya dalam program riil aplikatif-solutif di masyarakat. Wujud nyata dari komitmen tersebut salah satunya adalah penyelenggaraan Lokakarya Hasil Survei Baseline Daerah Mitra.  Lokakarya dilakukan pada Kamis, 11 September 2014 dimulai pukul 09.30 dengan sambutan Pembukaan dari Ketua LPPM, Dr. Clara R.P. Ajisuksmo, M,Sc.

Lokakarya yang dilakukan di Ruang Pertemuan Aula Gedung BKS lantai 1 Kampus Semanggi Unika Atma Jaya ini menampilkan empat Tim Survei lintas unit dari Fakultas Ekonomi, FIABIKOM, dan Fakultas Psikologi. Pelaksanaan survei didukung oleh Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM), Pusat Pemberdayaan Masyarakat(PPM), dan LPPM sehingga semakin meningkatkan makna lintas unit yang diupayakan.

Empat Tim Lokakarya Survei Baseline Daerah Mitra adalah sebagai berikut:

 

Judul

Nama Peneliti

Tim I: Survei Baseline Desa Mitra Di Desa Sampora  Kecamatan Cisauk,  Tangerang – Banten

Drs. Suharsono, M.Si.

Drs. Herry Pramono, M.Sc.

Harini Tunjungsari, M.Psi.

Herman Yosep Sutarno.

Tim II: Gambaran Masyarakat di Desa Pantai Harapan Jaya 1 Bekasi

Dr. Wenny Savitry S. Pandia, Psi., M.Si.

Drs. Syarief Darmoyo, M.Si.

Nyoman Agus Perdanaputra P. S.Sos.,MM.

Tim III: Gambaran Masyarakat di Desa Pantai Harapan Jaya 2 Bekasi

Dr. Heru Prasadja

Sri Hapsari, M. Hum.

Tim IV: Survei Baseline Desa Mitra Di Desa Cibogo Kecamatan Cisauk,  Tangerang – Banten

Dr. Dhevy Setya Wibawa

Ferdinand Prawiro, M.Si.

Nur Endah Purwandari, SE.,MM.

 

Presentasi dari tim survei diberi tanggapan oleh Dr. A. Prasetyantoko dan Prof. Etty Indriati, Ph.D dan dipandu oleh Yanti, Ph.D  kepala Pusat Kajian Bahasa dan Budaya (PKBB) sebagai moderator. Sebagai triangulasi atas hasil survey ini LPPM juga menghadirkan Perangkat Desa dari daerah mitra, sekaligus memperkuat relasi dan membangun partisipasi. Perangkat Desa yang hadir adalah pertama, Desa Cibogo dihadiri oleh H. Saprudin, selaku Kepala Desa dan Dede Maulana Kaur Pemerintahan dan Trisnawati sebagai sekretaris PKK; ke dua, Desa Pantai Harapan Jaya diwakili oleh Runci, selaku Kaur Ekonomi dan Ustad Marzuki staf Kesejahteraan Rakyat);  dan ke tiga, Desa Sampora diwakili oleh Ujar S.E, selaku Sekretaris Desa, disertai oleh E. Sukaryat dan Suhandi.

Secara garis besar masalah pokok yang muncul di masyarakat adalah:

  1. Inequality, ketimpangan  berkaitan dengan basic  right, (akte, surat nikah, KTP)
  2. Tingkat Pendidikan rendah, perlu diupayakan melalui Pendidikan formal maupun non formal.
  3. Kesehatan, kondisi fisik WC, sampah, hingga fasilitas dasar kesehatan serta kemampuan pemenuhan gizi, kesadaran terhadap kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat masih rendah.
  4. Ekonomi, pendapatan rendah, kesadaran menabung dan pengelolaan keuangan keluarga dibutuhkan  financial literacy.
  5. Infrastruktur, sumur sumber air, jalan, dan WC.

Pengalaman praksis yang telah dijalani di daerah mitra menunjukkan capaian yang berbeda-beda. Perbedaan itu dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, frekuensi dan intensitas program. Pendampingan sudah dilakukan tetapi ketika kohesi sosial para warga sudah mulai berkurang maka dampak terhadap perubahan akan sulit terjadi. Pengembalian semangat perubahan dibutuhkan gerakan sosial yang dibangun melalui program-program kolaboratif. Dalam konteks ini data baseline sangat bermakna.

 

Sebagai contoh ada satu desa yang menempatkan pengeluaran untuk komunikasi sebagai pengeluaran terbesar sedangkan di desa lain menempatkan pengeluaran untuk makan (pangan) merupakan pengeluaran terbesar hingga 70,4 %. Hal ini tentu saja perlu diperdalam lagi. Dalam bidang kesehatan perlu pemetaan epidemiologi  sehingga dapat merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi program pemberantasan penyakit serta program peningkatan derajat kesehatan Masyarakat. Dengan demikian peristiwa “ada yang meninggal di mobil saat mau dibawa ke Rumah Sakit dan 3 orang yang melahirkan di mobil saat akan dibawa ke Rumah Sakit Bersalin,” yang diceritakan Ustad Marzuki tidak terulang kembali.

 

Peserta lokakarya  sejumlah 40 orang mengikuti dengan antusiasme yang tinggi. Interaksi tanya-jawab dan memberi masukan antar peserta cukup dinamis. Presenter selain mendapat masukan dari dua orang penanggap juga memperoleh pertanyan-pertanyaan kritis dari para peserta. Peserta yang cukup aktif diantaranya adalah Bapak Hubertus Ubur (FE), Ibu Dorien (FIABIKOM), dr. Evelyn Loanda (FK). Diskusi semakin menarik dengan pernyataan, pemaparan, dan pertanyaan dari perangkat desa yang sekaligus mengkonfirmasi dan mempertajam hasil survey. Haji Saprudin, Kepala Desa Cibogo menyampaikan:”….. untuk mengumpulkan Bapak-bapak warga desa saat ini sulit karena waktunya habis untuk mencari makan dengan pekerjaan serabutannya”. Hal ini mengkonfirmasi pernyataan Prof. Etty, sebagai penanggap, bahwa kohesi sosial yang melemah berakibat pada  memperlemahnya dampak dari upaya Pemberdayaan Masyarakat.

 

***