ASK
ME

REGISTER
NOW

KULIAH UMUM Prodi Komunikasi, UAJ: Komunikasi Pemasaran pada Institusi Nirlaba: Wahana Visi Indonesia (WVI)

11/18/2013 00:00:00

 

Indonesia yang didengung-dengungkan sebagai negara kaya raya dengan sumber alam berlimpah dan tanah yang subur belum memperhatikan anak bangsanya sendiri. Di daerah-daerah terpencil, di pedalaman, di gugusan pulau-pulau terdepan, bahkan di sudut-sudut kota yang dekat dengan pemerintahan masih banyak anak-anak yang terabaikan hak-haknya. Salah satu hak anak adalah mendapatkan pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya.

 

Berbekal tujuan untuk “memberikan HARAPAN anak Indonesia hidup lebih baik”, WVI menjalankan program pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Di mana program-program tersebut berkaitan secara simultan untuk mendukung agar anak-anak Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan yang baik, akses kesehatan dan meningkatkan perekonomian keluarga. Dengan meningkatnya perekonomian keluarga maka hak-hak anak termasuk pendidikan lebih diperhatikan.

 

WVI bekerja di Indonesia mulai tahun 1995, beroperasi di 51 daerah yang menjangkau sebanyak 800 desa. Dari luas daerah operasi tersebut, baru sekitar 9 daerah yang pendanaanya didukung oleh sumber dana dari Indonesia. Oleh karena itu unit-unit yang ada di WVI berusaha agar dukungan dana dari Indonesia meningkat, mengingat krisis yang menimpa negara-negara Barat telah mengurangi dana sokongan terhadap kegiatan WVI di Indonesia. Ibu Priscilla Christine sebagai Donor Acquisition Manager bertanggung-jawab untuk menggalang dana untuk pelaksanaan program. Di mana program-program WVI pada umumnya memiliki periode pelaksanaan yang lama dan berkesinambungan. Diawali dengan assessment dan menjalin kemitraan dengan Dinas Sosial setempat, pemuka adat serta masyarakat setempatselama dua tahun. Kemudian diikuti dengan periode implementasi program selama 10-15 tahun. Sebagai organisasi, WVI memiliki unit untuk memelihara program yang sudah berjalan, disebut Donor Care. Kemudian ada unit lain yang tugasnya komunikasi, dalam artian menyediakan marketing tools agar terjaring donor-donor baru. Unit komunikasi ini juga bertugas untuk kebutuhan sosialisasi program di lapangan.

 

 

Salah satu departemen yang ada di WVI adalah NRD (National Resource Development), di mana di bawahnya terdapat tiga unit yaitu 1). Corporate Engagement, untuk kebutuhan komunikasi dan sosialisasi, maintain website, 2). Donor Care, bertugas mengkoordinasi sponsor visit dan update sponsor gathering, dan yang terakhir 3). Donor Acquisition. Donor acquisition bertugas menggalang dana melalui berbagai channel yang memungkinkan. Saat ini channel yang digunakan yaitu media massa atau iklan di media, institusi melalui gereja-gereja, serta individu, atau donasi perorangan. Iklan di media massa dan aktiviasi di pusat-pusat perbelanjaan sedapat mungkin dilakukan tanpa membayar, di mana space iklan atau ruangan didukung oleh alokasi CSR dari perusahaan. Penggalangan dana ini memerlukan materi komunikasi yang baik, oleh karena itu ada Dept. Komunikasi, yang terdiri dari Creative, Media Relation dan Marketing Communication. Bagian creative bertugas mengembangkan maupun melakukan editing materi komunikasi. Termasuk di dalamnya materi video, flyer, booklet maupun materi-materi promo lainnya.

 

 

 

Menurut Ibu Priscilla, komunikasi terhadap donor maupun daerah sasaran perlu terus-menerus dilakukan. Komunikasi yang berbentuk updating atau laporan, penting diberikan kepada donor, agar donor percaya bahwa dana yang didonasikan sungguh-sungguh digunakan sesuai tujuan awal. Sedangkan komunikasi untuk daerah sasaran dilakukan untuk memperoleh dukungan ataupun untuk mengenalkan masyarakat di lokasi sasaran terhadap kebiasaan-kebiasaan baru yang menguntungkan, seperti menjaga higienitas, kebiasaan menabung, kebiasaan hidup sehat dan lain sebagainya.

 

 

Para mahasiswa kelas Seminar Komunikasi Pemasaran dan Teori Komunikasi Pemasaran antusias terhadap pemaparan Ibu Priscilla. Pemaparan ini sungguh membuka wawasan mereka, bahwa komunikasi sebagai ilmu maupun ketrampilan aplikatif dapat dimanfaatkan di berbagai sektor, baik sektor laba maupun nirlaba (Natalia, 13 November 2013).