ASK
ME

REGISTER
NOW

Kuliah Kerja Nyata APTIK Peduli Mentawai: Membawa Perubahan Sosial Melalui Perbuatan Sederhana Kuliah Kerja

9/5/2019 12:00:00 AM

Mahasiswa berfoto ria bersama anak-anak di Desa Mentawai

 

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, untuk membangun dan mengembangkan potensi suatu daerah. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam membantu lingkungan sekitar dengan harapan menjadi lebih baik. Sejak tahun 2017 Unika Atma Jaya Jakarta bersama dengan beberapa Universitas Katolik yang berada dibawah naungan APTIK bekerja sama untuk berperan aktif dalam melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Mentawai atau yang lebih dikenal sebagai KKN APTIK Peduli Mentawai.

 

Kegiatan KKN APTIK Peduli Mentawai telah mencapai pada gelombang kelima. Dimana gelombang kelima ini merupakan KKN penutup dan terakhir dari serangkaian KKN yang dilaksanakan sebelumnya di desa Katurei.  Pada setiap gelombangnya kegiatan KKN yang dilakukan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk membangun daerah Kepulauan Mentawai, menjadi lebih baik dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah Kepulauan Mentawai. Dimulai dari gelombang pertama dan kedua dengan fokus untuk observasi wilayah, gelombang ketiga dengan fokus pengembangan wawasan masyarakat Mentawai dalam pengolahan bahan pangan lokal, gelombang keempat dengan fokus pelatihan pengemasan olahan produk dengan bahan pangan lokal dan gelombang kelima yang berfokus pada pengemasan dan pemasaran produk bahan pangan lokal.

 

Kegiatan KKN APTIK Peduli Mentawai gelombang kelima dilaksananakan mulai dari tangggal 1 Juli sampai 31 Juli 2019. Kegiatan yang merupakan bentuk kerja sama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik, melibatkan delapan perguruan tinggi katolik yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik tersebut, diantaranya adalah: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Universitas Sanata Dharma, Universitas Widya Mandala Surabaya, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, dan Universitas Katolik Soegijapranata. Dimana terdapat 42 Mahasiswa/i yang diutus sebagai delegasi peserta KKN APTIK Peduli Mentawai Gelombang kelima. Dari 42 mahasiswa yang tergabung dalam program KKN APM Gelombang kelima, lima mahasiswa diantaranya merupakan perwakilan dari Unika Atma Jaya Jakarta. Mereka adalah Williem Halim (Fakultas Teknik), Rafael Azarya (Fakultas Teknik), Hermin Sarina (Fakultas Pendidikan dan Bahasa), Yustina (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) dan Amelia Kristofani (Fakultas Psikologi).

 

 

Para delegasi Unika Atma Jaya Jakarta (kiri ke kanan: Williem Halim, Rafael Azarya, Hermin Sarina, Yustina dan Amelia Kristofani)

 

Sebelum diberangkatkan untuk mengemban misi kepedulian sosial dalam membangun dan mengembangkan potensi di Kepulauan Mentawai. Para delegasi dari Unika Atma Jaya Jakarta dipersiapkan secara matang dengan berbagai persiapan dan pembekalan. Dimana para delegasi ini menyiapkan berbagai program yang akan dibawakan selama menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kepulauan Mentawai. Selain membawakan program kelompok yang terdiri dari 3 pilar bidang, yaitu Pendidikan, Sosial Ekonomi, dan Kesehatan, para delegasi dari Unika Atma Jaya Jakarta juga membawa program pribadi yang sesuai dengan latar belakang jurusan masing-masing. Dengan harapan para mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki dengan kegiatan yang positif yaitu membantu masyarakat sekitar. 

 

Selama kurang lebih 25 hari para mahasiswa akan tinggal di rumah warga lokal dan merasakan hidup di Kepulauan Mentawai. Dimana lokasi yang menjadi tempat dilaksanakannya KKN APTIK Peduli Mentawai Gelombang kelima ini berada di desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya, tepatnya berada pada Dusun Tiop, Dusun Matobat, Dususn Atateitei, Dusun Sarausau, Dusun Makakadut, Dusun Malilimok dan Dusun Mapailingen yang menjadi tempat untuk diaplikasikannya program-program yang telah dirancang sebelumnya. Setiba di lokasi mahasiswa disambut dengan hangat oleh para warga lokal. Dimana mahasiswa sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga masing-masing. Kurang lebih selama satu bulan inilah mahasiswa KKN berdinamika dalam lingkungan  keluarga dan masyarakat dimana mereka tinggal.

 

Selama mengikuti kegiatan KKN di Kepulauan Mentawai, para mahasiswa mendapatkan banyak tantangan dan pengalaman yang dihadapi, dimana mereka melangkah bersama untuk keluar dari zona nyaman. Para mahasiswa meninggalkan kenyamanan kehidupan di kota untuk bersama-sama membangun masyarakat di kepulauan Mentawai dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Dimulai dari meninggalkan kebiasaan untuk menggunakan internet dan handphone, karena keterbatasan sinyal, keterbatasan listrik dan cahaya lampu sampai menaati adat istiadat setempat. Melalui kegiatan ini para mahasiswa bukan hanya membuat dan menjalankan program untuk membantu masyarakat sekitar, tetapi mahasiswa juga belajar banyak hal terutama mengenai nilai-nilai kehidupan.

 

Kegiatan KKN APTIK Peduli Mentawai telah membuka mata mahasiswa untuk melihat bahwa masih banyak daerah yang membutuhkan uluran tangan dari pemerintah dan kita sebagai sesama manusia untuk bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Mahasiswa menyadari bahwa ilmu yang mereka pelajari selama duduk dibangku perkuliahan bukan hanya digunakan untuk mendapatkan gelar dan pekerjaan yang mapan, tetapi ilmu tersebut bisa aplikasikan untuk hal yang lebih mulia, yaitu dengan membagikan dan mengaplikasikan ilmu tersebut untuk mengembangkan dan membuat perubahan di suatu masyarakat. Para mahasiswa juga mengasah kemampuan soft skill mereka, misalnya melalui kegiatan diskusi yang diadakan dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain maupun dengan warga desa, belajar berbicara di depan umum, dan masih banyak lagi.

 

Melalui kegiatan ini para mahasiswa belajar bahwa dalam merubah suatu masyarakat, semua harus dimulai dari diri sendiri, dan tidak melululu memerlukan suatu perbuatan besar. Tetapi menjadi agen perubahan sosial bisa dilakukan melalui perbuatan yang sederhana tapi bisa memberikan dampak yang baik di tengah masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi sadar akan pentingnya suatu perubahan di dalam masyarakat.