ASK
ME

REGISTER
NOW

PELATIHAN PENGOLAHAN MAKANAN BERBAHAN DASAR TERIGU LOKAL

04/07/2018 00:00:00

Walaupun Indonesia kaya akan berbagai bahan makanan, namun kedaulatan pangan hingga saat ini belum tercapai. Ini terlihat dengan semakin tingginya impor bahan makanan utama kita ran gsek.ini. Konsumsi gandum setiap tahun terus meningkat. Demikian juga dengan beras yang menjadi makanan utama orang Indonesia. Kedaulan pangan itu bias ditingkatkan dengan mulai kembali melihat makanan local yang telah ada sejak dulu kala di Indonesia. Dengan demikian makanan yang dikonsumsi akan semakin beragam  Dengan upaya penganekaragaman pangan lokal sumber karbohidrat, jumlahimpor bahan makanan tersebut bisa dikurangi tanpa mengurangi nilai nutrisinya. Indonesia diketahui masih mengimpor gandum yang jumlahnya terus meningkat. Hal ini terbukti dari banyaknya warga kota yang selalu mengonsumsi produk gandum setiap harinya. Sebenarnya masalah ini masih bisa diatasi mengingat Indonesia memiliki beragam olahan makanan sumber karbohidrat.

 

 

 

 

Pada tanggal 5 Maret 2018, bertempat di laboratorium program studi Hospitality dan Manajemen Pariwisata  Unika Atma Jaya di BSD diselenggarakanlah kegiatan pelatihan pengolahan bahan makanan dasar lokal yang diikuti oleh segenap mahasiswa prodi Hospitality. Kegiatan ini terselenggara dengan bantuan kerjasama dengan Yayasan keragaman Hayati (KEHATI) Indonesia. Teman-teman fasilitator dari KEHATI memperkenalkan cara mengolah bahan makanan local tersebut di laboratorium Hospitality. Bahan-bahan local yang digunakan semacam tepung pisang, tepung jagung, tepung sorgum, tepung ganyong, tepung ketela dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bias didapatkan di berbagai daerah di Indonesia, namun sayangnya saat ini sudah sangat jarang digunakan karena terdesak oleh bahan makanan pokok lain, utamanya beras dan tepung terigu. Kehati sendiri memiliki visi menjadi agen perubahan yang terpercaya dan berpengaruh dalam mendukung pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup secara adil dan berkelanjutan. Oleh karenanya berkepentingan untuk memsosialisasikan bahan makanan local ini ke kalangan generasi muda Indonesia.

 

Mahasiswa pertama-tama dibinta menebak kue yang diberikan. Mahasiswa diminta menebak kue tersebut dibuat dari bahan dasar apa. Kesemuanya berbahan dasar local. Ternyata hamper semua mahasiswa belum mengenali bahan dasar lokal ini. Tebakannya banyak yang salah. Setelah itu mahasiswa diminta untuk membuat berbagai macam makanan yang bahan baku utamanya adalah bahan tepung local. Ada yang bikin wadhang ronde, siomay, pudding jagung, bubur sumsum, dan lain sebagainya. Semoga dengan pelatihan ini, makanan local semakin dikenal oleh generasi muda Indonesia. (Eko Widodo)