ASK
ME

REGISTER
NOW

Public Lecture : Ecotourism in Eastern Indonesia

11/10/2014 00:00:00

Ekowisata mulai dikenal dan berkembang di Indonesia sejak dekade 1980an. Adalah biro wisata Mountain Travel Sobek yang mengawali episode ekowisata di Indonesia. Mountain Travel Sobek merupakan biro wisata asing yang menjual paket petualangan jelajah Nusantara. Beberapa di antaranya adalah Pendakian Gunung Kerinci dan wisata ke danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba, Sumatera Utara.

 

Seiring berjalannya waktu, ekowisata menjadi komoditas yang menjanjikan. Hal ini tak lepas dari menggeliatnya promosi wisata tanah air yang semakin marak menghiasi laman dan dinding para pengguna media sosial. Berangkat dari pentingnya pengembangan ekowisata tersebut, Program Studi Hospitality Universitas Atma Jaya Jakarta mengundang Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) untuk menyelenggarakan kuliah umum dengan tema Ecotourism in Eastern Indonesia. Acara ini diselenggarakan pada Jumat, 19 September 2014 di Kampus Semanggi. Pada kesempatan ini pihak Kehati diwakili oleh Puji Sumedi Hanggarwati dan Muhammad Saleh.

 

Menurut Puji Sumedi Hanggarawati keanekaragaman hayati adalah bentuk keanekaragaman kehidupan di bumi, interaksi antar berbagai makhluk hidup, serta antara mereka dengan lingkungannya. Keanekaragaman hayati mencangkup genus, spesies, dan ekosistem. “Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Potensi Indonesia luar biasa,” lanjutnya.

 

Indonesia memiliki 480 spesies karang; 1,400 spesies ikan air tawar; 2,515 spesies berbagai jenis hewan, mulai dari kupu-kupu sampai hevan avertebrata. Namun sayangnya, semakin hari eksistensi beberapa spesies itu semakin terancam. Puji menambahkan, ekosistem yang ada di Indonesia sangat beragam. “Indonesia memiliki sekitar 90 tipe ekosistem. Dari ekosistem paling bawah yaitu di dasar laut, sampai puncak gunung tertinggi di Jayawijaya,” ujarnya.

 suasana Kuliah Umum

 

Ekowisata di Indonesia Timur

Kehati mengajak para mahasiswa untuk menilik bagaimana ekowisata bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia secara ekonomi. Selain itu, ekowisata juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah, dan budaya.

 

“Kegiatan wisata ekologis bukan hanya sekadar penjelajahan. Tetapi ada pengalaman atau pengetahuan lingkungan di tempat obyek wisata tersebut,” kata Muhammad Saleh.

 

Lalu, mengapa Indonesia bagian timur? Wilayah ini tidak diragukan lagi memiliki keanekaragaman hayati yang sangat unik. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan satu-satunya atau satu dari sedikit yang ada di dunia. Sebagai contoh tarsius Sulawesi. Satwa tersebut adalah salah satu primata terkecil di dunia yang habitatnya ada di Sulawesi Utara.

 

Contoh lain dari betapa kayanya keanekaragaman hayati di bagian timur Indonesia adalah Pulau Flores, dari Labuan Bajo sampai Adonara dan Larantuka. Kulinernya sangat beragam. Ekosistem karang di wilayah ini sangat kaya dengan tujuh taman lautnya. Tak ketinggalan budayanya, tradisi, dan kain tenunnya.

 

Kuliah umum dari Yayasan Kehati merupakan acara pembuka dari serangkaian program kuliah umum yang diselenggarakan secara rutin dan maraton. Program ini diselenggarakan dengan harapan agar mahasiswa Hospitality Universitas Atma Jaya memiliki khazanah pengetahuan yang lebih luas mengenai pariwisata dan hospitality. (Agnes Harnadi)

 

penyerahan kenang-kenangan dari Fiabikom kepada pihak KEHATI