ASK
ME

REGISTER
NOW

Konferensi Kemiskinan dan Pemberdayaan Indonesia atau IPEC (Indonesia Poverty & Empowerment Converence) 2014 di Bali

12/3/2014 12:00:00 AM

Konferensi yang dikoordinasikan Sinergi Indonesia tahun 2014 ini dilaksanakan di Bali. Tema yang diangkat adalah “Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Belajar dari Kearifan Lokal Bali”. Dibuka oleh Prof. Soebroto yang sekaligus sebagai tokoh pendiri Sinergi Indonesia. Unika Indonesia Atma Jaya mengutus Kepala PPM (Pusat Pemberdayaan Masyarakat) untuk mengikuti konferensi tersebut. Konferensi  dilaksanakan di desa Munduk, Buleleng, Bali (Utara), tidak di hotel tetapi di Balai Desa, desa Munduk. Desa Munduk merupakan salah satu desa yang dapat dijadikan contoh atau model dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. Pengembangan pariwisata di desa Munduk tetap mempertahankan kelestarian alam dan budaya masyarakat setempat. Tidak dibangun hotel-hotel besar, tetapi lebih menekankan pada usaha “home stay” yang dikelola oleh masyarakat lokal. Dengan demikian pariwisata jalan dan pertanian lokal juga tetap berjalan.

Pembukaan IPEC oleh Prof. Soebroto

Pada hari kedua, setelah makan siang  peserta dibagi kedalam 5 kelompok untuk mengunjungi 5 kegiatan masyarakat desa Munduk yaitu, 1) biomas dan kincir, 2)subak, 3) kopi dan cengkeh, 4) adat, dan 5)pariwista berbasis masyarakat. Setelah kunjungan masing-masing kelompok mendiskusikan hasil kunjungannya kemudian di presentasikan dalam pleno. Hasilnya bahwa keberhasilan program pengentasan kemiskinan di desa Munduk didorong oleh : 1) Niat yang kuat dari tokoh dan masyarakat, 2) Pelestarian alam, seni dan budaya lokal, 3) melibatkan dan mendampingi warga masyarakat, 4) memadukan unsur-unsur spiritualitas dalam aktivitas.

Pada hari ketiga peserta dibagi lagi sesuai dengan peminatan yang dipilih masing-masing peserta yaitu a) perkotaan ke Sanur, b)perdesaan ke desa Pejeng, c) social entrepreneurship ke desa Umabian dan d) kelautan dan pantai ke panta Pemuteran.

                                   Bapak Agung Prana sedang menjelaskan proses pemberdayaan masyarakat

Social entrepreneurship yang diterapkan dalam pengembangan pariwisata di desa Umabian pada dasarnya dilakukan dengan melibatkan warga masyarakat untuk mengembangkan “home stay” dengan tetap melestarikan alam sekitarnya. Hanya sekitar 25 % dari luas lahan yang dapat (boleh) dikembangkan untuk home stay.


Foto bersama setelah mengunjungi contoh model pariwisata berbasis masyarakat (social entrepreneurship)



(Pusat Pemberdayaan Masyarakat)