ASK
ME

REGISTER
NOW

Kisah Mahasiswa dan Mahasiswi FTB Yang Berhasil Menjadi Runner Up

2/21/2005 12:00:00 AM

Pada tanggal 5 Februari 2005, Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya mengirimkan dua orang perwakilan untuk mengikuti "The First National Scientific Paper Competition on Agriculture" di Institut Pertanian Bogor, Dermaga, Bogor. Berikut ini merupakan tulisan yang dipersembahkan oleh seorang mahasiswi yang berpartisipasi pada kompetisi tersebut: 

"Perjalanan Menembus The First National Scientific Paper Competition On Agriculture" (Oleh: Watumesa Agustina)

Tepat tanggal 5 Februari 2005 yang lalu Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya mengirimkan dua orang perwakilan untuk mengikuti The First National Scientific Paper Competition on Agriculture di Institut Pertanian Bogor, Dermaga, Bogor. Kedua orang yang bekerja sebagai satu tim tersebut adalah Francis Welxon Zhuo dan saya sendiri, Watumesa Agustina. Acara yang berlangsung selama satu hari ini diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu anggota International Association of Students in Agriculture and Related Sciences (IAAS).

Kompetisi ini dimulai dari babak penyisihan yang dinilai berdasarkan karya ilmiah yang dibuat oleh masing-masing peserta dan diserahkan kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 15 Januari 2005. Karena masalah teknis, kami baru mengetahui tentang perlombaan ini pada tanggal 13 Januari. Akibatnya, kami harus berusaha menyelesaikan karya tulis dalam bahasa Inggris tersebut dalam dua hari. Syukurlah karya tulis yang berjudul New Biotechnological Strategies in Searching for Novel Bioactive Substances from Marine Sponges tersebut akhirnya dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dalam hal ini, kami perlu mengucapkan terima kasih kepada Drs. Ir. S. Wenuganen, M.Si. selaku pembimbing.

Kurang lebih seminggu setelah itu kami mendapat kabar bahwa karya tulis kami masuk ke babak final. Berarti, kami harus mempresentasikan karya tulis tersebut dan dinilai oleh para juri. Babak ini mempengaruhi 60% penilaian, sedangkan 40% sisanya berdasarkan karya tulis yang sudah dibuat. 

Secara keseluruhan, ada 12 karya tulis yang berhasil masuk ke babak final, yaitu 7 finalis dari Institut Pertanian Bogor, 1 finalis dari Unika Atma Jaya Jakarta, 1 finalis dari Universitas Airlangga, 1 finalis dari Universitas Gajah Mada, 1 finalis dari Universitas Indonesia, dan 1 finalis dari Universitas Haluoleo. Finalis tersebut terdiri atas tim dan perorangan.

Kami berangkat ke Bogor pada tanggal 4 Februari untuk mengikuti acara ramah tamah dengan para peserta lain. Keesokan harinya kami berangkat dari tempat menginap yang disediakan oleh panitia ke tempat berlangsungnya acara. Setelah pendaftaran ulang, acara dimulai tepat waktu pada pukul 8.30, diawali dengan pidato pembukaan oleh ketua panitia dan perwakilan juri serta pengundian nomor urut tampil. 

Kompetisi dimulai kurang lebih satu jam kemudian. Kami dibagi menjadi dua kelompok dan dari masing-masing kelompok dipilih dua finalis terbaik. Semua finalis diberi sepuluh menit untuk mempresentasikan karyanya, lima menit untuk diskusi dengan tiga orang dewan juri, dan lima menit dengan hadirin. Kami beruntung karena berdasarkan hasil undian kami mendapat urutan kedua sehingga tidak perlu menunggu lama untuk tampil. Lawan-lawan kami cukup berat dan sebagian besar dari mereka mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang bagus. 

Setelah semua finalis mempresentasikan karyanya, kami mendapat makan siang dan sedikit hiburan berupa permainan gitar dan biola solo sambil menunggu penghitungan skor dari dewan juri. Selanjutnya nama-nama grand finalis diumumkan dan kami berhasil masuk ke babak tersebut dengan nilai tertinggi di kelompok kami. Para grand finalis diharuskan mengulang presentasinya dan kali ini penilaian 100% berdasarkan cara berbicara dan menjawab pertanyaan. Waktu yang diberikan pun diperpanjang menjadi 30 menit. 

Babak ini terasa agak lama dan membosankan. Sebagian besar hadirin pun sudah meninggalkan tempat. Hanya sedikit di antara mereka yang terlihat masih antusias untuk mengikuti acara dan mengajukan pertanyaan. Kami menunggu cukup lama karena kami mendapat nomor terakhir. Ketika giliran kami tiba, hadirin mulai berdatangan kembali untuk menunggu pengumuman pemenang. Sayangnya mereka tidak cukup mendapat kesempatan bertanya karena sebagian besar waktu untuk berdiskusi habis untuk menjawab pertanyaan dewan juri. Padahal, cukup banyak di antara mereka yang terlihat berminat dengan topik yang kami sajikan.

Sambil menunggu keputusan dewan juri, panitia menyajikan kopi dan teh. Selain itu, ada juga hiburan dari paduan suara IPB, Agriaswara.

Saat yang dinanti-nantikan pun tiba. Kami berhasil merebut gelar Second Best Speaker! Pemenang pertama dan ketiga merupakan perwakilan dari IPB dan pemenang keempat adalah grand finalis dari Universitas Haluoleo. Masing-masing pemenang memperoleh hadiah berupa piala dan sejumlah uang. Acara pun ditutup, dilanjutkan dengan foto bersama. 

Panitia IAAS perlu diberi acungan jempol. Keramahan mereka membuat acara ini terasa sebagai acara kekeluargaan, bukan sekedar kompetisi. Selain itu, mereka berhasil memulai dan mengakhiri acara dengan tepat waktu walaupun di tengah-tengah acara terjadi kemunduran hingga satu setengah jam. 

Satu hal yang mengganggu adalah banyaknya mahasiswa-mahasiswi yang tidak mengetahui bahwa Atma Jaya memiliki Fakultas Teknobiologi. Oleh karena itu, kami berharap suatu saat Unika Atma Jaya dapat menjadi komite lokal IAAS untuk mengibarkan bendera FTb ke seluruh Indonesia, bahkan dunia. 

Panitia mengantar kami kembali ke penginapan untuk mengepak barang-barang kemudian ke terminal Baranangsiang. Tak lama kemudian bus jurusan Bogor – Kalideres pun membawa kami kembali ke Jakarta.

"Segenap keluarga besar Fakultas Teknobiologi mengucapkan selamat atas keberhasilan kalian berdua, semoga keberhasilan ini dapat terus dikembangkan oleh seluruh mahasiswa/i Fakultas Teknobiologi"