ASK
ME

REGISTER
NOW

Keberagaman Sebagai Sumber Inovasi

03/07/2005 00:00:00
Penulis/Peneliti : Eko Widodo

Bidang Penelitian :

Jurnal : Majalah Swasembada

Volume : No.04/XXI 17 Feb – 2 Maret 2005

Tahun : 2005


Judul Buku : The Medici Effect: Breakthrough Insights at the Intersection of Ideas, Concepts & Cultures
Pengarang : Frans Johansson
Penerbit : Harvard Business School Press
Cetakan : Pertama, September 2004
Tebal : xiii + 207 halaman

Jika anda memiliki sebuah apel dan teman anda juga memiliki sebuah apel, kemudian apel itu saling anda pertukarkan, maka anda akan memperoleh sebuah apel dan teman anda juga hanya memperoleh sebuah apel. Namun jika anda memiliki sebuah ide, seberapa sederhananya ide tersebut dan teman anda juga memiliki sebuah ide, kemudian ide tersebut saling dipertukarkan, maka anda dan teman anda akan memiliki lebih banyak ide, dari yang semula anda dan teman anda miliki. Begitulah kira-kira apa yang hendak diutarakan oleh Frans Johansson dalam buku The Medici Effect ini. Dengan kata lain, jika dalam menghadapi sesuatu anda berani memadukan berbagai bidang, disiplin ilmu atau budaya, maka anda akan dapat mengkombinasikan berbagai konsep yang akan memunculkan berbagai ide yang jumlahnya tidak terbatas. Dan seperti dikatakan oleh Linus Pauling, penerima dua hadiah nobel dalam bidang fisika dan perdamaian bahwa cara terbaik untuk mendapatkan ide yang bagus adalah dengan memiliki ide yang sebanyak mungkin. Semakin banyak ide yang muncul, akan semakin besar kemungkinannya untuk didapatkan ide yang bagus.

Istilah Medici Effect diambil dari nama klan Medici yang hidup pada jaman Renaissance di Florence Italia. Klan Medici adalah merupakan klan kaya raya yang berjaya pada masa keemasan kota Florence di abad 15. Pada saat itu kota Florence dibanjiri oleh berbagai inovasi baru, yang dipelopori oleh klan Medici dan tercatat sebagai era yang paling inovatif di sepanjang sejarah Italia. Bahkan dampak dari berbagai inovasi yang dihasilkan pada saat itu masih dapat dirasakan hingga saat ini. Klan Medici dapat menjadi klan yang sukses dengan jalan mengumpulkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, mereka kemudian saling belajar satu dengan yang lain dengan mengabaikan perbedaan disiplin ilmu dan budaya untuk menghasilkan sesuatu yang berarti. Di dalam klan Medici tersebut, keberagaman menjadi faktor penting dalam menghasilkan suatu karya. Oleh karena itu, efek yang terjadi karena terjadinya pertemuan antar berbagai bidang yang berbeda ini, menurut penulis buku ini disebut dengan efek Medici.

Konsep yang cukup penting dalam buku ini adalah konsep pertemuan (intersection). Suatu pertemuan antara berbagai bidang dan budaya berbeda yang pada awalnya kelihatan sangat berbeda dan sulit untuk dipertemukan. Namun dengan mengkombinasikan berbagai ide dari berbagai bidang yang berbeda tersebut, maka akan terjadi suatu ledakan ide dan berbagai kemungkinan lainnya. Semakin banyak terjadi pertemuan berbagai ide, akan semakin banyak pula jumlah ide baru yang akan muncul. Dan pada akhirnya, banyaknya jumlah ide yang muncul akan mendorong semakin banyaknya terjadi inovasi. Seperti yang sekarang semakin banyak terlihat, inovasi baru pasti akan melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu. Begitu pula berbagai disiplin ilmu yang merupakan gabungan dari dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda semakin banyak bermunculan. Sebagai contoh, bidang bio-informatika merupakan bidang yang merupakan gabungan antara ilmu biologi dan informatika yang pada awalnya kedua bidang tersebut kelihatan snagat berbeda. Namun dewasa ini telah mampu menghasilkan berbagai terobosan besar dalam bidang mikrobiologi. Dalam banyak hal, para penemu besar biasanya juga adalah orang yang begerak di lebih dari dua disiplin ilmu. Sebagai contoh misalnya Charles Darwin, dia pada awalnya adalah seorang geolog dan karena dia mau masuk ke bidang biologi, maka muncullah kemudian teori evolusi yang sangat terkenal itu.

Masih dalam kaitanya dengan inovasi, tim yang memiliki keberagaman akan menghasilkan inovasi yang lebih baik daripada tim yang hanya mengandalkan keseragaman. Semakin beragam anggota tim, jika disertai dengan koordoinasi yang baik akan menghasilkan inovasi yang lebih baik pula. Hal yang menarik disini adalah kecenderungan untuk menjadi seorang spesialis menurut Frans Johansson perlu ditinggalkan, karena kecenderungan menjadi spesialis akan membuat dia menghindar dari pertemuan dengan berbagai ide yang berasal dari bidang lain.

Oleh karena itu, agar dapat selalu menghasilkan inovasi yang baik, kita harus berani untuk keluar dari sekat-sekat yang terbangun oleh disiplin ilmu maupun budaya yang telah terbangun di masa lampau. Kita harus mulai menghargai keberagaman sebagai potensi untuk mencapai kemajuan. Orang yang menghargai keberagaman adalah orang yang akan selalu berani memasuki bidang-bidang yang baru. Orang yang selalu berani mencoba hal baru dan tidak takut gagal. Rasa takut memang ada di setiap diri manusia, namun kita harus bila mengendalikan dan mengenali ketakutan dan resiko yang akan dihadapi. Disini menarik apa yang dikatakan oleh Mark Twain: “ Courage is resistance to fear, mastery of fear, not absence of fear.”.

Biasanya hambatan utama untuk bertemunya berbagai ide adalah dalam diri orang itu sendiri. Manusia memiliki kecenderungan untuk bergaul dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya dan menghindari orang yang memiliki perbedaan. Semakin banyak persamaannya semakin didekati, dan semakin berbeda semakin dihindari. Ini sesuatu yang akan mencegah terjadinya pertemuan antar berbagai ide. Sehingga ide yang bermutu seringkali sulit muncul, karena kita terlalu teguh memegang keseragaman dan menutup diri terhadap keberagaman.

Dewasa ini, pertemuan antar bebagai ide akan semakin mudah. Kemajuan teknologi informasi seperti Internet dewasa ini akan semakin mempermudah terjadinya pertemuan antar berbagai ide. Hal itu membuat sekat-sekat yang sebelumnya ada diantara budaya, profesi dan disiplin keilmuan menjadi kurang berarti. Ini akan mendorong terjadinya peluang yang sangat besar akan terjadinya bebagai inovasi di masa depan. Di masa mendatang, inovasi tidaklah berkembang dari suatu industri atau disiplin ilmu tertentu, tetapi lebih banyak berkembang dari lintas disiplin atau industri. Dari keberagaman bukan keseragaman.


Penulis adalah Staf Pengajar FIA Unika Atma Jaya Jakarta