ASK
ME

REGISTER
NOW

Intercultural Day: Culture and Current Global Crises

4/12/2021 12:00:00 AM

 

Dr. Phil. Juliana Murniati sebagai salah satu invited speaker dalam 8. Intercultural Day: Culture and Current Global Crises, yang diselenggarakan oleh University of Applied Sciences, Regensburg dan Intcom Fördervereins für interkulturelle Kommunikation pada 20 Februari 2021. Kegiatan yang berlangsung secara virtual ini diikuti oleh 108 peserta dari Jerman, Irlandia, Nigeria dan Indonesia.

Dalam paparannya, Dr Murniati mengangkat budaya standar Indonesia dalam menjelaskan perilaku masyarakat di masa pandemi. Budaya Standar Guyub merupakan modal sosial dalam menghadapi krisis ini. Kearifan lokal seperti “Jogo Tonggo” diimplementasikan di komunitas sejumlah daerah, baik untuk menghadirkan dukungan sosial maupun sebagai langkah pencegahan penularan. Virtual meeting juga banyak dilakukan oleh komunitas sebagai solusi untuk mengatasi kesepian atau isolasi karena banyak diam di rumah, akibat pembatasan jarak yang diberlakukan. Berbagai aktivitas yang merupakan cerminan Guyub-nya Masyarakat Indonesia ini memberi kekuatan pada masyarakat dalam menghadapi krisis ini.

 

 

Akan tetapi, Guyub juga memiliki sisi lain yang turut berkontribusi pada peningkatan kasus covid-19. Kegiatan ‘tilik’ orang sakit, atau takziah (melayat orang meninggal) adalah aktivitas khas di masyarakat, memberi dukungan kala keluarga lain kesulitan; yang kalau dilakukan pada masa pandemi ini akan menjadi kluster tersendiri dalam penyebaran covid-19.

 

 

Budaya Standar lainnya seperti Nrimo, dan Religiusitas juga merupakan modal sosial bangsa Indonesia. Nrimo, merupakan nilai dari falsafah Jawa, ditunjukkan dengan sikap tenang, dan dapat menerima apa yang terjadi dalam hidup. Dengan sikap demikian, krisis ini lebih mungkin dihadapi dengan penuh ketabahan. Budaya standar Nrimo ini tidak lepas dari Religiusitas, yakni sikap spiritual individu untuk menghayati nilai-nilai dari ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Keyakinan ini sendiri juga mirip mirip dengan Guyub yang bak koin dengan dua sisi; satu sisi memberi kekuatan dalam menghadapi masa-masa sulit ini, tetapi sisi lain tidak jarang dijadikan argumen bahwa kekuatan Allah melampaui covid-19, yang membuat masyarakat tidak patuh pada protokol Kesehatan. Nilai dan norma sosial dari sebuah budaya pada dasarnya netral, bagaimana kemudian itu dimaknai, itulah tantangan pada individunya (JM).