ASK
ME

REGISTER
NOW

Belajar Digital Communication Bersama Masyarakat Cibogo

12/15/2017 00:00:00

Sabtu, 9 Desember 2017 perwakilan dari program studi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Atma Jaya mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Cibogo, Tangerang. Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini bertema “Funtastic Communication Update” yang didampingi oleh Ibu Nia Sarinastiti, Ibu Dorien Kartikawangi, dan Bapak Satria Kusuma selaku dosen prodi ilmu komunikasi. Kegiatan utama adalah tiga bahasan tentang Digital Communication, creative writing, dan public speaking.

 

Acara dibuka oleh Ibu Nia Sarinastiti dengan pembahasan tentang Digital Communication. Sebenarnya, apa sih yang disebut Digital Communication ? Digital Communication adalah komunikasi yang berbasis sinyal elektrik atau komputer. Jika ditarik ke kehidupan zaman sekarang, hampir sebagian besar pengguna internet di Indonesia adalah usia produktif. Sekitar 40% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Ada sebutan khusus untuk generasi yang kerap kali melihat layar yaitu, Screenager. Masyarakat khususnya remaja saat ini sulit sekali untuk “lepas” dari layar handphone mereka. Setiap kali ingin melakukan sesuatu, benda pertama yang dicari adalah handphone. Ingin memesan makanan, buka handphone, ingin mengirim email, buka handphone. Hampir semua kegiatan yang kita lakukan tak pernah luput dari penggunaan handphone. Salah satu hal yang penting diingat adalah komunikasi digital memungkinkan para pebisnis dan pemerintah melakukan monitoring kegiatan tanpa kita sadari.  Misalnya mencari asal usul dari penyebaran berita ‘hoax’ atau ‘meme’ yang menjatuhkan; bahkan sampai hal kecil tentang apa produk terakhir yang dibeli on-line, sehingga dapat menawarkan produk yang sama bila sedang ada promosi khusus.

 

 

Dalam pengabdian masyarakat yang sebagian besar pesertanya adalah calon mahasiswa, tidak ada satupun murid yang tidak luput dari penggunaan internet maupun media sosial. “Path, Kak!” sahut Mia salah satu peserta, saat ditanya media sosial yang masih sering digunakan Sesi berikutnya para peserta di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dipandu oleh Ibu Dorien dengan pembahasan materi creative writing dan kelompok ke dua dipandu oleh pak Satria yang membahas mengenai public speaking. Pembagian ini bertujuan untuk menyalurkan minat para peserta. Di era digital seperti ini setiap orang pasti akan berbagi cerita melalui media sosial, namun banyak di antara mereka khususnya remaja yang aktif dalam sosial media belum dapat mengotrol apa yang bisa di bagikan dan bagaimana cara mengolah sebuah informasi menjadi menarik. Menulis adalah hal yang mudah untuk menjadikan  seseorang bercerita, menulis kreatif memiliki tujuan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan emosi. Dalam sesi ini banyak diberikan contoh dalam penulisan, kunci utama dalam menulis adalah bisa mendekatkan tangan dengan otak yang dimana otak digunakan untuk berfikir dan tanggan untuk menulis. Para peserta juga diajak untuk membuat tulisan singkat tentang berbagai hal yang mereka alami. Tidak kalah menarik dengan creative writing ada pula pembahasan public speaking, para peserta di ajak untuk berani berbicara di depan publik seperti persiapan untuk berbicara di depan umum dimana banyak dari mereka senang meilhat beberapa orang tampil di youtube menjadi vloger. Dalam hal ini pula peserta di ajarkan untuk dapat mengembangkan suatu kata dalam berbicara di depan umum untuk menjadi informasi yang menarik dan mengemasnya menjadi pesan yang baik dan bisa di terima oleh publik. Para peserta juga di ajak untuk tampil dengan membahas tema mengenai “apa pekerjaan terbaik di dunia?” disini para mahasiswa menjadi fasilitator dalam kelompok, mereka menceritakan berbagai pengalaman mereka baik dalam menulis dan berbicara, juga memberikan contoh karya-karya mereka dengan tujuan menigkatkan minat para peserta yang sebagain besar adalah remaja.

Acara ini ditutup dengan foto bersama dan pembagian makan siang, para peserta dilihat cukup senang dalam mengikuti acara ini banyak dari mereka memberikan tanggapan yang baik. Adapula yang bersedia menjadi fasilitator di acara berikutnya. Acara ini menjadi wadah bagi remaja desa Cibogo untuk mengembangkan minat dan bakat mereka baik dalam berbicara ataupun menulis, terutama menulis kreatif, karena pada zaman ini semua berbasis digital dan menuntut kita menjadi manusia yang kreatif. (Clara Margaretha, Prodikom, Angk 2015)