ASK
ME

REGISTER
NOW

Diskusi dan Pemutaran Film Dibalik Frekuensi

01/16/2015 00:00:00

 

Senin, 12 Januari 2015 dalam rangka kegiatan ACICIS di Unika Atma Jaya diselenggarakan kegiatan diskusi dan pemutaran film yang berjudul “Di Balik Frekuensi”. Film ini adalah merupakan hasil karya Ucu Agustin seorang mantan jurnalis yang membuat film ini setelah melakukan riset selama setahun. Film ini menyoroti konglomerasi media yang terjadi di Indonesia yang terjadi di hamper semua media massa yang ada disini dan penggunaan frekuensi publik yang merupakan milik umum, namun seringkali hanya digunakan untuk kepentingan para pemilik modal atau media semata.

 

Ucu dengan riset yang cukup panjang menghadirkan suatu gambaran bagaimana media di Indonesia telah dikuasai oleh sekelompok pengusaha saja. Dan para pengusaha pemilik media ini, menggunakan media dan frekuensi publik untuk memuluskan berbagai kepentingan politik dan ekonominya.

 

Film yang berdurasi 2 jam lebih ini menceritakan apa yang terjadi di media televise konglomerasi media melalui kisah Luviana, jurnalis Metro TV, yang dipecat secara sepihak oleh Metro TV dan kisah yang dialami oleh Hari Suwandi-Harto Wiyono yang berjuang untuk menuntut keadilan dalam kasus ganti rugi lumpur Lapindo, dimana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Aburizal Bakrie, sang pemilik media TV One.

 

Setelah pemutaran film dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan pembicara yang cukup handal yaitu. Ibu Yuli Ismartono, wartawan senior majalah berita Tempo. Ibu Yuli bisa berbicara banyak tentang kondisi media di Indonesia di tengah konglomerasi media yang ada. Tempo merupakan salah satu media yang sering kali harus berhadapan dengan berbagai kepentingan ekonomi dan politik, yang seringkali harus bertentangan dengan independensinya sebagai media yang harus menyuarakan kepentingan public. Pembicara kedua adalah mbak Citra Pratitu dari KBR Radio. Sebuah radio yang banyak meliput berbagai permasalahan sosial di Indonesia. Dan pembicara ketiga adalah sutradara film “Di Balik Frekuensi” ini sendiri yaitu mbak Ucu Agustin. Diskusi berlangsung dengan hangat yang mendapat banyak respon dari para peserta. (Eko Widodo)