ASK
ME

REGISTER
NOW

Gambaran Persepsi Risiko Terhadap Bencana Pada Remaja Di Wilayah Dki Jakarta

01/23/2013 00:00:00
Christiany Suwartono & Eko A Meinarno

 

Bidang Penelitian : Psikologi - persepsi risiko

 

Forum : Temu Ilmiah Psikologi UI 2009

 

Tahun : 2009

 

Penelitian ini merupakan upaya untuk mendapatkan pemahaman dan pengalaman seseorang berpengaruh pada individu dalam mempersepsikan risiko. Dengan demikian perlu dipertimbangkan konteks sosial dalam memahami persepsi terhadap risiko. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan alat ukur kuesioner persepsi risiko. Alat ukur ini merupakan hasil adaptasi dari Kpanake, Chauvin, dan Mullet (2008). Kuesioner ini terdiri dari 150 butir soal. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 123 yang merupakan warga Jakarta. Perincian jumlah partisipan adalah 98 orang perempuan (79,7%) dan lelaki 25 orang (20,3%). Dengan memperhitungkan persentil dan standar deviasi, ditemukan hasil yang kemudian digolongkan menjadi lima tema besar risiko, yaitu (1) bencana alam, (2) perang, (3) zat kimia (dalam hal ini termasuk obat-obatan), dan (4) hubungan antarmanusia serta (5) kesehatan. Bencana alam meliputi tsunami dan gempa bumi. Perang meliputi peperangan, senjata nuklir, senjata kimia, dan dinamit. Zat kimia yang dipersepsikan risiko meliputi ekstasi, heroin, dan limbah rumah sakit. Hubungan antarmanusia meliputi hubungan seksual, kejahatan, dan kekerasan. Kemudian untuk masalah kesehatan, faktor risiko yang dipersepsikan adalah mengenai pembedahan jantung. Hasil penelitian ini agak berbeda dengan temuan Slovic, Fischhoff dan Lichenstein (1979). Setidaknya pada tema penggunaan nuklir (temuan Slovic dkk., diurutan pertama). Hal ini tampaknya terkait dengan perbedaan kondisi penelitian. Slovic dkk. Melakukan penelitian di AS, negara maju yang mempunyai nuklir dan secara kebetulan pernah mengalami kecelakaan reaktor nuklir. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang berdiri di atas patahan lempengan bumi senantiasa berada dalam kondisi berbahaya (sering gempa, gunung meletus) dan penanganan kekayaan alam yang cenderung merusak sehingga menimbulkan bencana semisal banjir dan tanah longsor.