ASK
ME

REGISTER
NOW

Ketika Para Pelaku Pariwisata Berbagi Pengalaman di Timor-Leste

11/03/2016 00:00:00

“Dili akan selalu menjadi tempat di mana matahari terbit dan kami akan melihatnya lebih dulu,” kata  Manuel Vong, Rektor Dili Institute of Technology. 

 

Mengunjungi Dili, Timor-Leste, untuk menghadiri konferensi internasional pariwisata sekaligus menjelajahi kota merupakan sesuatu yang menarik. Kota Dili, yang luluh lantak pada akhir dekade 1990-an setelah pengumuman hasil jajak pendapat, sudah dan akan terus berbenah. Kendati proses pembangunan masih berlajut, Dili sukses menjadi tuan rumah konferensi internasional pariwisata berskala besar, International Conference on Emerging Tourism Destination (ICETD), yang diselenggarakan 24-26 Oktober 2016 lalu di Centro de Convenções de Dili(CCD).

 

Acara ini digagas oleh Dili Institute of Technology (DIT) bekerja sama dengan Universidade do Algarve, Portugal dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Kesenian, dan Kebudayaan (MTAC) Timor-Leste. Prof. Jafar Jafari dari University of Wisconsin-Stout, Amerika Serikat, Prof. Noel Scott (Griffith University, Australia), serta Prof. João Albino Silva (Universidade do Algarve, Portugal) menjadi pembicara kunci dalam acara ini. Prof. David Weaver, pakar bidang penelitian pariwisata dari Griffith University, juga turut hadir. David merupakan penulis buku Tourism Management (4th Ed., 2010).

 

Sebagian peserta berfoto bersama panitia dan pemandu wisata di depan gedung Timorese Resistance Archive and Museum

 

 

ICETD diadakan dengan tujuan untuk membahas peluang dan tantangan pariwisata, saling berbagi pengalaman dan praktik-praktik wisata yang baik, mendorong dialog, serta mengembangkan skenario yang lebih baik guna memajukan perhotelan dan pariwisata secara global. Dalam pidato pembukaannya, Menteri Pariwisata, Kesenian, dan Kebudayaan Timor-Leste Francisco Kalbuadi Lay, menegaskan bahwa pihaknya percaya semua pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan dalam konferensi ini akan sangat berguna bagi pengembangan pariwisata Timor-Leste di masa depan.

 

Selain para pembicara kunci, juga dipresentasikan sebanyak 39 makalah tentang pariwisata. Para pemakalah berasal dari berbagai latar belakang profesi pariwisata. Ada kalangan akedemisi, peneliti, hingga penggiat pariwisata lokal. Mereka datang dari Australia, Belanda, Brasil, Hong Kong, Indonesia, Makau, Portugal, Prancis dan tuan rumah Timor-Leste.

 

 

Centro de Convenções de Dili yang dulunya merupakan Mercado Municipal Dili (Pasar Kota Dili) 

 

 

Agnes Harnadi, S.T., M.Bus. dari Program Studi Hospitality, Unika Atma Jaya, mempresentasikan makalah bertajuk Religious Tourism Business: When Worship and Leisure Meet in One Shot. Secara singkat makalahtersebut memaparkan bahwa bisnis religious tourism sangat menjanjikan karena menawarkan kepuasan ganda bagi pelanggannya, yaitu dari sisi liburan (kesenangan) dan sisi rohani (spiritual).

 

Peserta konferensi tidak melulu mendengarkan presentasi. Kami juga diajak berkeliling kota Dili, mengunjungi Timorese Resistencia Archive and Museum serta Chega! Exhibition yang merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan. Tidak lupa juga naik ke atas bukit Fatukama, tempat patung Kristus Raja berdiri tegak menghadap kota Dili yang sedang membangun.

 

 

Chega! Exhibition. Sebelumnya tempat ini merupakan penjara, sekarang menjadi kantor CAVR (Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi)

 

 

 

Selain Dili, kota Liquiça juga kami datangi untuk mengunjungi reruntuhan penjara Ai Pelo yang dibangun pada zaman Portugis. Menurut pemandu wisata kami, Eugenio, kakek Xanana Gusmão pernah ditahan di penjara ini. Sebelum mengakhiri jalan-jalan, kami mampir ke Tasi Tolu untuk melihat patung Paus Yohanes Paulus II. Pada saat berkunjung ke Timor Timur pada tahun 1989, Paus mengadakan misa di sini. Dari bukit Tasi Tolu, terlihat tiga danau yang berada di bawahnya. Tak heran tempat ini disebut Tasi Tolu yang berarti tiga danau.

 

Menurut Rektor DIT Manuel Vong, Ph.D., ICETD berikutnya akan kembali digelar tahun 2018. Melalui acara ini, ia berharap pariwisata Timor-Leste dapat belajar banyak dan saling berbagi pengalaman dengan para pelaku pariwisata yang hadir. (AGN)