ASK
ME

REGISTER
NOW

FKIP UAJ Terus Hadirkan Guru Berintegritas

06/20/2011 00:00:00

FKIP-Guru


Guru jauh lebih baik daripada dogma. Karena dia seorang penuntun harapan sekaligus pendengar,

demikian kata sejarawan Edward Bulwer Lytton. Ungkapan hampir dua abad silam itu memberi pesan bahwa guru mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter dan nasib kemajuan suatu bangsa.

 

Bahkan ketika bom atom meluluh-lantakkan Hiroshima-Nagasaki pada awal Agustus 1945, Kaisar Jepang memerintahkan agar mendata para guru yang selamat. Ini menyiratkan pendidikan menjadi motor kebangkitan Jepang sebagai salah satu negara super power dunia.

 

Sayangnya, guru masih menjadi profesi nomor sekian bagi generasi muda Indonesia. Tidak heran bila kebutuhan guru di Indonesia masih dianggap belum ideal. Catatan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional pada 2009 menyebutkan, dengan jumlah sebanyak 2,7 juta guru saat ini, satu guru di Indonesia masih mengajar untuk 14 siswa. Distribusinya pun masih terpusat di kota-kota besar. Sehingga jam mengajar guru di daerah terpencil bisa mencapai 24-36 jam per pekan. Jauh lebih rendah daripada guru di perkotaan.

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya hadir pada 1 Januari 1961, menjadi wadah untuk melahirkan guru-guru kompeten dan bermoral.

 

FKIP Unika Atma Jaya memiliki empat program studi (prodi) yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Teologi, Bimbingan dan Konseling, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Metode pendidikannya bukan hanya penguatan di kurikulum, tapi dibarengi pendekatan dosen ke mahasiswa yang intensif. “Termasuk out of class untuk menampung aspirasi dan berdiskusi,” ujar Dekan FKIP Unika Atma Jaya Prof. Dr. Laura F.N Sudar-noto di Jakarta, Selasa pekan lalu.

 

Selama studi, mahasiswa FKIP Unika Atma Jaya juga dibekali dengan wadah aktualisasi dan pening-katan kompetensi. Misalnya melalui program magang bernama “Sekolah Mitra”. Program ini mewajibkan mahasiswa-mahasiswa semester 6 ke atas untuk mengajar sebanyak 10-14 kali di sekolah-sekolah yang menjalin kerjasama dengan FKIP Unika Atma Jaya. Dari program itu sehingga dapat dipantau kompetensi mahasiwa secara kualitatif dan kuan-titatif.

 

Setiap prodi juga memiliki program pengembangan kemampuan mahasiswa. Misalnya, English Day, English Festival, dan seminar-sem¬inar ilmiah di Prodi Pendidikan Ba-hasa Inggris .

 

Sedangkan Prodi Bimbingan dan Konseling menggelar AKDOMA (Akrab Dosen Mahasiswa), TOC (Ties of Counseling), dan melakukan Mobile Counseling saat proses penerimaan mahasiswa baru. Bahkan prodi ini pernah melakukan Survei Kebutuhan Guru Pembimbing Anak dalam Spektrum Autisme beberapa tahun lalu. Begitu pula dengan dua prodi lainnya Pendidikan Teologi dan PGSD yang menyeimbangkan pendidikan intelektual dan spiritual mahasiswanya. Hal itu didukung 25 unit kegiatan mahasiswa, mulai kesenian, olahraga, rohani, atau kelompok ilmiah. “Kedisiplinan, integritas, moral, kemauan untuk terus belajar, dan kejujuran, merupakan hal yang kami utamakan dalam pendidikan,” tambah Laura.

 

Sejak 50 tahun berdiri, FKIP Unika Atma Jaya telah menghasilkan alumni yang menjadi motor di beberapa sekolah terkemuka di Indonesia. Termasuk mereka yang berkarya di jalur dunia pendidikan non informal dengan mendirikan bimbingan belajar atau konsultan pendidikan.

 

FKIP Unika Atma Jaya pernah mendapat kepercayaan untuk melakukan Program Peningkatan Kualifkasi Akademik S1 PGSD Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berbasis ICT dari dari Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Dan kini dilanjutkan PJJ secara mandiri dengan sekolah-sekolah di Sorong Selatan, Papua.

 

 

 

 

(Tim Info Tempo)

(Diperbarui oleh ynr-m&pr/06/11)