ASK
ME

REGISTER
NOW

Diplomasi Publik, Re-Branding dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia

07/04/2007 00:00:00
Penulis/Peneliti : Rosdiana Sijabat, SE, M. Si.

Bidang Penelitian : Manajemen Indonesia

Jurnal :

Volume :

Tahun : 16-17 April 2007

Pada tahun 1990-an, sampai pada masa sebelum krisis ekonomi yang bermula pada pertengangan 1997 kinerja dan daya saing ekonomi Indonesia berada pada masa keemasan. Pada masa-masa itu, John Naishbitt dalam buku Megatrends Asia menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi "Macan Asia" yang cukup penting, bersama negara-negara Asia lain seperti Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan. Julukan "Macan Asia" diberikan kepada negara-negara yang menguasai ekonomi di Asia. Pada masa sebelum krisis tersebut, indikator ekonomi makro Indonesia sangat baik. PDB riil tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987–1997, PDB mencapai per kapita lebih dari $1.000 di tahun 1996, sektor properti berkembang pesat, dan sektor perbankan tumbuh cepat sebagai dampak liberalisasi sektor perbankan tahun 1980an. Selain indikator ekonomi, pembangunan manusia Indonesia pada era tersebut juga berjalan pesat sebagaimana laporan dari UNDP yang mengatakan bahwa antara tahun 1975-1997, Indonesia mencapai perkembangan paling tinggi dalam hal ‘pembangunan manusia’ dibanding beberapa negara Asia lain seperti Singapura, Korea Selatan dan Hong Kong untuk kategori negara yang bermula dari tahap ‘pembangunan manusia rendah.’ (Human Development Report, 1999).

Era kejayaan ekonomi Indonesia mulai memudar, terutama paska krisis ekonomi tahun 1997. Keterpurukan Indonesia paska krisis ekonomi mengungkap beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia, yang berimbas pada penurunan daya saing perekonomian Indonesia dibanding negara Asia lainnya. Keterpurukan dan penurunan daya saing tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Beberapa hasil survei dan penelitian baru-baru ini mengenai daya saing ekonomi Indonesia umumnya menunjukkan rendahnya daya saing ekonomi Indonesia. Penurunan daya saing ekonomi tersebut disebabkan berbagai alasan. World Economic Forum (2005) menyebutkan daya saing ekonomi Indonesia yang makin melemah disebabkan lemahnya kepastian hukum dan peraturan di Indonesia. Studi oleh Bank Dunia (2005) mennyimpulkan bahwa masalah perijinan dan korupsi telah menurunkan minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. UNDP (2005) melaporkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Indonesia ada pada peringkat 110 dari 177 negara yang disurvei. Transparency International (2005) menyimpulkan bahwa tingginya korupsi di Indonesia yang terlihat dari Indeks Persepsi Korupsi di mana Indonesia ada pada peringkat 137 dari 159 negara yang disurvei menunjukkan buruknya pengelolaan birokrasi di Indonesia. Penurunan daya saing Indonesia di pasar global juga cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 1997 Indonesia menempati ranking 15 dari 47 negara yang disurvei, dan di tahun 2004 berada di urutan 69 dari 104 negara. Tahun 2005 Indonesia semakin terpuruk di urutan 74 dalam hal daya saing global, jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Kepastian hukum dan peraturan masih dianggap sebagai salah satu aspek utama penyebab penurunan daya saing ekonomi tersebut. Buruknya daya saing perekonomian Indonesia, di mata investor asing menjadi salah satu aspek pemicu buruknya citra perekonomian Indonesia.

Paper ini bertujuan menganalisa penyebab penurunan daya saing perekonomian Indonesia. Penurunan daya saing perekonomian tersebut akan dilihat dari beberapa indikator kinerja ekonomi, sosial dan politik. Bagian pertama paper ini akan menganalisis kondisi aktual daya saing perekonomian Indonesia saat ini. Dilanjutkan dengan analisis keterkaitan daya saing ekonomi dengan kondisi sosial dan politik. Bagian kedua paper ini akan membahas aspek-aspek state branding dan public diplomacy secara teoretis dan praktis dalam bidang ekonomi yang berkaitan dengan daya saing ekonomi dan perbaikan citra perekonomian Indonesia. Bagian akhir paper ini akan menyajikan masukan-masukan terhadap perbaikan daya saing ekonomi, sosial dan politik. Metoda pendekatan penulisan paper yang akan digunakan adalah pengkajian literatur dan deskriptif analitis. Output dari paper ini diharapkan dapat memberikan masukan bagaimana daya saing perekonomian Indonesia dapat ditingkatkan.


(Disampaikan pada workshop Branding Indonesia, diselenggarakan oleh Sekolah Pasca Sarjana, Konsentrasi Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 16-17 April 2007)