ASK
ME

REGISTER
NOW

Road to 60th Atma Jaya: Rain Water Harvesting

4/22/2020 12:00:00 AM

 

 

Program Rain Water Harvesting (RWH) adalah sistem pengelolahan air bersih melalui pemanfaatan air hujan yang dimulai sejak 2011. Program ini memanfaatkan teknologi yang dikembangkan sendiri oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Unika Atma Jaya. Ide muncul dari kepedulian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya dan Rumah Sakit Atma Jaya yang melihat krisis air bersih di Jakarta Utara dan Bekasi. Mereka menilai dibutuhkan edukasi untuk membibit perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini di lingkungan sekolah.

 

Manggandeng sektor swasta dan pemerintah, Unika Atma Jaya membangun fasilitas Rain Water Harvesting di beberapa sekolah, antara lain: SDN Pluit 03 dan 04, SDN Kapuk Muara 01 dan 02, serta SDN Penjaringan 01 dan 02. Juga beberapa sekolah lain, SMPN 120 Kamal Muara, dan SMPN 122 Kapuk Raya.

 

Keberhasilan program RWH menarik perhatian dan dukungan dari pihak swasta nasional dan multinasional, serta pemerintah pusat dan daerah. Pemprov DKI Jakarta memberikan perhatian khusus pada pengembangan awal program RWH. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ir. Basuki Tjahaja Purnama, bahkan menyebut kalau program ini penting dan mendukung pola hidup sehat di lingkungan sekolah.

 

Pada tahun 2017, Unika Atma Jaya bermitra dengan Coca Cola Foundation (CCFI) untuk membangun proyek percontohan Green Rusunawa Muara Baru. Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM), yang ditunjuk sebagai penanggung jawab, merancang Green Rusunawa dengan tujuan memanfaatkan air hujan untuk mengembangkan sumber air bersih bagi penghuni Rusunawa, didukung oleh sistem pengelolaan sampah terpadu dan pengembangan pusat pembelajaran.

 

Tema besar itu diselaraskan untuk mendukung visi besar SDGs. RWH secara tidak langsung berkontribusi pada aspek pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

 

“Salah satu yang kegiatan yang dilakukan juga adalah memilah sampah yang bisa dijual dan yang tidak bisa. Ada juga sampah dari keluarga yang sudah tidak bisa dijual tapi sebenarnya bisa juga dimanfaatkan sebagai kompos. Kami sudah bekerjasama dengan asosiasi bank sampah melakukan pelatihan untuk hal itu,” jelas Ketua PPM, Herman Yosep Sutarno.

 

Kini RWH tidak hanya berbicara soal pengolahan air bersih, tapi berkembang hingga menyangkut aspek lain: pendampingan pengelolaan keuangan keluarga, program Bank Sampah, hingga pendampingan belajar anak atau Pusat Pembelajaran (CERIBEL).

 

Program Green Rusunawa menjadi salah satu keunggulan yang menarik minat mobilitas mahasiswa universitas mitra luar negeri. Dalam berbagai kesempatan program Rain Water Harvesting kerap dilibatkan dalam kegiatan bersama dengan mahasiswa internasional.

 

Seperti diketahui Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Muara Baru sejak lama merupakan warga binaan Unika Atma Jaya. Profil masyarakat urban di tengah pengapnya kedidupan perkotaan, juga status mereka sebagai warga yang sebelumnya bermukim di Waduk Pluit, punya dinamika yang menarik untuk ditelisik.

 

“Sejak lama, Rusunawa sudah menjadi daerah binaan Unika Atma Jaya. Profil komunitas Rusunawa sangat menarik, mereka tidak hanya berasal dari kalangan ekonomi menengah dan kebawah, namun juga berasal dari berbagai wilayah Indonesia dengan budaya dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Keragaman ini membuat Rusunawa memiliki dinamika sosial dan tantangan yang berbeda dibandingkan jika komunitas memiliki budaya yang sama,” sebut Kepala Biro Kerja Sama, Agustina Nurcahyanti, ketika menerima mahasiswa Daegu Catholic University, Korea Selatan, dalam program Winter Program di Unika Atma Jaya (13/1/2020).

 

Situasi demikian juga yang menarik minat mahasiswa Monash Univesity untuk bertandang ke Muara Baru pada Desember 2019 dan Januari 2020 lalu. Dibawah Global Immersion Program,  mereka diajak mengenal peran mereka sebagai Global Citizen yang nantinya juga berperan dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

 

Anika, mahasiswa Monash Univeristy, mengatakan bahwa Jakarta merupakan wilayah urban yang selalu "bergerak cepat" dan banyak hal yang terjadi. Ia menilai pendekatan edukatif dibutuhkan bagi masyarakat urban di Muara Baru.

 

“Jakarta more urban and busier, like a lot happening. When I saw it for the first time, I think the community can try to battle real-life issues with education,” ungkapnya.

 

Selama masa tanggap darurat Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 seperti sekarang, penting untuk memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan secara rutin mencuci tangan. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cuci tangan selama 20 detik disebut lebih ampuh untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

 

Mengingat pentingnya menjaga kebersihan tangan, PPM Unika Atma Jaya membangun instalasi alat cuci tangan di lingkungan Rusunawa Muara Baru. Instalasi ini dirancang dengan memanfaatkan pedal kaki sehingga meminimalisir sentuhan tangan pada permukaan benda untuk mencegah perpindahan bakteri atau virus yang tidak diinginkan. Ini merupakan komitmen berkelanjutan dan kontribusi nyata Unika Atma Jaya untuk memastikan kesejahteraan dan kesehatan masyakakat. (HCR)