ASK
ME

REGISTER
NOW

Road to 60th Atma Jaya: Pengabdian Masyarakat di Kepulauan Mentawai

3/23/2020 12:00:00 AM

 

 

Unika Atma Jaya melakukan pengabdian masyarakat di Mentawai. Program yang dilakukan berupa pembinaan terhadap masyarakat misalnya melalui pengolahan dodol buah bakau sebagai sumber penghasilan tambahan.

 

Sejak tahun 2017 Unika Atma Jaya dan beberapa perguruan tinggi anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) berkolaborasi untuk berperan aktif dalam melaksanakan program KKN di Mentawai. Selain Unika Atma Jaya, setidaknya ada tujuh perguruan tinggi katolik lain yang ikut dalam penyelenggaraan program ini, antara lain: antara lain: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Universitas Sanata Dharma, Universitas Widya Mandala Surabaya, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, dan Universitas Katolik Soegijapranata.

 

Program yang kemudian dikenal sebagai KKN APTIK Peduli Mentawai (KKN APM) ini memiliki tujuan akhir untuk untuk membangun daerah Kepulauan Mentawai menjadi lebih baik dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Mahasiswa peserta program dituntut untuk mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam membantu masyarakat Mentawai untuk dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

 

KKN APM berlokasi di Desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya. Tepatnya terbagi di tujuh dusun yaitu: Dusun Tiop, Dusun Matobat, Dususn Atateitei, Dusun Sarausau, Dusun Makakadut, Dusun Malilimok dan Dusun Mapailingen, yang juga tempat pengaplikasian program-program yang telah dirancang pada lima gelombang sebelumnya.

 

Perserta gelombang pertama sebut kalau pengalaman mengikuti KKN APM ini tidak hanya berdampak positif pada masyarakat tetapi pada pengembangan kognitif dan mental pribadi para peserta juga,

 

“KKN mendukung perkembangan masing masing pihak. Berani melangkah keluar dari zona nyaman merupakan kunci awal untuk mendapatkan pembelajaran kehidupan guna meningkatkan pengembangan diri,” jelas Christien Dwi Anggreani, mahasiswi Prodi Manajemen angkatan 2014.

 

Pada tahun 2019 lalu, program pengabdian ini kemudian membuahkan ide untuk membuat startup yang bernama Rumah Mentawai. Kolaborasi mahasiswa lintas disiplin ini merupakan sebuah travel agency berbasis situs web untuk menawarkan keindahan alam sekaligus memberdayakan masyarakat Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Rumah Mentawai memenangkan dana hibah Hackathon dari Goethe Institute.

 

Fransiska Myrna, salah satu anggota pencetus ide wirausaha sosial Rumah Mentawai, menjelaskan bahwa ide ini datang setelah pengalamannnya tinggal selama satu bulan di Kepulauan Mentawai mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.

 

“Selama selun aku dan teman-teman tinggal di Mentawai, kami menyadari kalau pembangunan dan perekonomian di sana masih tertinggal. Misalnya, listrik yang belum tersedia dua puluh empat jam dan masih sulitnya akses darat. Padahal, menurut kami Kepulauan Mentawai berpotensi untuk dikembangkan karena alamnya yang indahnya dan kebudayaannya yang unik,” jelas Myrna, mahasiswi program studi Teknik Industri angkatan 2017 Unika Atma Jaya.

 

Program Rumah Mentawai juga mengadopsi sila kelima Pancasila, yaitu untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Kepulauan Mentawai. Dengan memberdayakan masyarakat lokal sebagai tangan pertama yang mengenalkan langsung kearifan, sejarah dan budaya Kepulauan Mentawai, diharapkan program Rumah Mentawai tidak hanya mendatangkan keuntungan bisnis tapi juga mengurangi permasalahan sosial di Indonesia. (UAJ)