Smart
packaging adalah suatu konsep inovatif dalam
industri pengemasan yang membuat kemasan seolah-olah menginformasikan Kepada
konsumen kondisi aktual dari bahan yang disimpannya. Tim peneliti dari Fakultas
Teknobiologi, berhasil mengembangkan sebuah Smart Packaging dengan
menggabungkan zat pewarna dari kubis merah (RCA) dan nanopartikel seng oksida
(ZnO NPs) ke dalam film alginat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengurangi risiko penyakit akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan
mengembangkan indikator kesegaran yang tanggap terhadap perubahan pH pada bahan
pangan.
Hasil evaluasi visual menggunakan udang sebagai sampel uji mengungkapkan perubahan warna dari ungu (segar) menjadi biru-kehijauan (kerusakan udang) (Gambar 1), yang diperkuat oleh analisis kolorimetri, dan uji total volatile base nitrogen (TVBN)
Gambar
1. Perubahan warna pada indikator menunjukkan
penurunan kualitas udang
Selain itu, Smart
Packaging yang dibuat ini juga memiliki sifat antioksidan dan antibakteri,
menunjukkan aktivitas biodegradasi, dan tidak menunjukkan efek toksik pada sel
RSC96, yang semakin menggarisbawahi potensinya sebagai indikator kesegaran yang
efektif untuk produk pangan. Dengan demikian, inovasi ini berpotensi membantu
dalam memastikan kesegaran dan keamanan pangan bagi konsumen.
Penelitian ini
telah dipublikasikan di Jurnal International of Biologi Macromolecule,
Elsevier, Scopus Q1.
“Development of
alginate-based film incorporated with anthocyanins of red cabbage and zinc
oxide nanoparticles as freshness indicator for prawns”
Tautan
publikasi: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0141813023030994?dgcid=author
Mahasiswa peneliti dari Fakultas Teknobiologi yang berkontribusi dalam
penelitian ini adalah Laura Virdy Darmalim, dan Juan David Sinanu
penulis: DSBA