ASK
ME

REGISTER
NOW

Berbagi Cerita dari Jepang (Kanda International University Studies - Spring Program 2013)

4/2/2013 12:00:00 AM

 Surlia (ketiga dari kiri) di Tokyo Sea Life Park, Chiba, Jepang 

 

Konnichiwa (Baca: Selamat siang).

 

Sapaan khas Jepang ini sudah pasti akrab di telinga kita semua. Saya Surlia Yusmita, mahasiswa Fakultas Teknobiologi (2009), merupakan salah satu dari lima orang perwakilan dari Indonesia yang pergi mengikuti Spring Program 2013 yang diadakan oleh Kanda International University Studies (KUIS) di kota Chiba selama dua minggu atau lebih tepatnya selama 13 hari (2-14 Maret 2013). Melanjutkan studi di Jepang merupakan salah satu dari keinginan saya setelah lulus dari FTb dan program ini merupakan kesempatan baik untuk melihat seperti apa sih sebenarnya Jepang itu. Program ini merupakan program baru yang diadakan oleh KUIS. Jadi bisa dibilang ini adalah masa uji coba untuk melihat apakah program ini berhasil atau tidak. 2 minggu adalah waktu yang singkat. Sangat singkat untuk menikmati Jepang. Sangat singkat untuk menikmati keindahan alamnya. Sangat singkat untuk melihat semua hasil karya yang ada. Sangat singkat untuk bertemu dengan orang jepang yang sangat baik hati. Sangat singkat untuk mengetahui semua kebudayaan yang mereka miliki. Apakah saya menyesal karena pulang terlalu cepat? Ya. Tapi saya ingin berbagi kebahagiaan yang saya peroleh dari Jepang untuk kalian semua melalui cerita ini.

 

Pada awalnya, Spring Program selama 2 minggu ini memiliki tujuan untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Jepang melalui sistem homestay. Walaupun namanya Spring Program dan dimulai pada awal bulan Maret, sayangnya suhu di Jepang masih dingin sekitar 3-15ºC setiap harinya. Program ini diawali dengan upacara pembukaan. Para peserta berasal dari berbagai Negara, yaitu Indonesia, Cina, Vietnam, dan Thailand dengan total peserta 25 orang. Lucunya adalah hanya orang Indonesia saja yang bukan berasal dari fakultas sastra Jepang dan disini kami “dipaksa” untuk bisa berbicara bahasa Jepang. Shimatta! Dou suru?! (Baca: Oh tidak! Apa yang akan saya lakukan?!) Beberapa di antara kami ada bahkan sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang. Namun demikian kami terbantu oleh rekan-rekan dari Fakultas Bahasa Indonesia dan Inggris, seperti Fumi-chan, Lidya-chan, Ayano-chan dan Kazuki-kun yang mengikuti program ini.

Kegiatan kami selama seminggu pertama adalah belajar bahasa Jepang di pagi hari kemudian pergi ke tempat yang sudah ditentukan oleh pihak Kanda pada siang hari. Kami juga dibentuk dalam kelompok yang berisi peserta dari negara lain yang masing-masing anggotanya sudah ditentukan. Grup ini dibentuk agar kami dapat berinteraksi dengan mahasiswa dari negara lain saat bepergian melihat suatu tempat. Sayang dan lucunya adalah mereka tidak bisa berbahasa selain bahasa asal mereka dan bahasa Jepang. Kemampuan bahasa Inggris mereka tidaklah baik sehingga cukup sulit untuk berkomunikasi dengan mereka namun semuanya berjalan dengan lancar. Kesulitan berbahasa tidak menjadi penghalang kami untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. 

 

Hari pertama kami berkeliling universitas Kanda dan mempelajari tentang Cha no yu atau Sadou (upacara minum teh), hari kedua kami pergi ke pabrik monorail di Chiba yang merupakan monorail pertama di dunia, hari ketiga kami ke Boso no Mura. Salah satu tempat yang menyajikan pemandangan Jepang semasa jaman Edo dahulu. Hari keempat kami diajak untuk menikmati berbelanja di mall yang terbesar dan baru di Funabashi yaitu AEON. Hari kelima semua peserta diminta untuk memberikan pendapat tentang tempat-tempat sudah didatangi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan dipost di media sosial seperti Facebook atau Twitter dengan tujuan untuk memperkenalkan Chiba kepada orang luar supaya tertarik untuk datang. Minggu berikutnya kami mempersiapkan presentasi tentang kota Chiba di depan para undangan, staf Kanda bahkan Presiden Kanda juga turut hadir dalam acara ini.

 

Kota Chiba merupakan kota yang bisa dibilang dekat dengan Tokyo namun suasananya cukup berbeda. Tidak seramai dan seglamor kota Tokyo, Chiba merupakan kota yang tergolong cukup sepi dan tenang. Banyak tempat yang tidak diketahui ternyata terletak di Chiba seperti Tokyo Disneyland dan DisneySea, Tokyo Sea Life Park bahkan Airport Narita. Kenapa diberi nama Tokyo? Mungkin karena Tokyo lebih terkenal dibandingkan Chiba, orang Jepang sendiri juga tidak banyak yang tahu alasannya. Bagaimana dengan host family? Ah, seperti yang sudah diketahui orang bahwa orang Jepang sangat baik dan itu terbukti. Selama tinggal dengan host family saya yang terdiri dari mama, papa, obaachan (nenek), oneechan (kakak perempuan) dan cherry (seekor anjing Chihuahua), tidak ada masalah yang timbul. Saya senang sekali, saya menganggap mereka seperti keluarga saya sendiri dan mereka pun sebaliknya. Tidak ada sikap yang menunjukkan bahwa saya adalah orang asing di sana. Mereka bersedia memberitahu, mengajarkan, menemani saya di saat saya membutuhkan bantuan. Terlebih lagi saya cukup dekat dengan mama dan oneechan, sampai saat ini saya masih berhubungan dengan mereka melalui media sosial. Para staf Kanda juga dengan sabar mengarahkan dan menuntun kami, terima kasih banyak terutama kepada Suzuki-sensei selaku guru yang mengajarkan bahasa Jepang kepada kami orang Indonesia, kepada Kawano-sensei, Ichikawa-sensei, Kobori-sensei dan sensei lain yang turut terlibat. Terima kasih untuk kalian para teman-teman beda Negara tapi tidak memandang asing satu sama lain, Watashi wa anatatachi o shitte shiawase datta! Anatatachi ga daisuki!! (I was happy to know you guys! I like you guys!!). 

 

Saya berharap melalui cerita saya yang sangat singkat ini, kalian bisa tertarik untuk mengikuti program ini (kalau diadakan lagi). Tidak ada salahnya untuk mencoba hal baru. Jujur saja, Saya sama sekali bukan tipe orang yang mudah bergaul namun seiring dengan terbukanya uluran tangan dari teman-teman, host family, staf Kanda dan orang-orang Jepang lainnya, saya belajar bagaimana berinteraksi, berkomunikasi dan bergaul dengan orang yang sama sekali asing. Ini pengalaman yang sungguh baik untuk membuka kedua mata kita tentang pandangan orang lain.

~Even though the season change, this feeling will remain the same~

 

Dokumentasi kegiatan ini dapat dilihat pula pada link berikut ini

http://www.kandagaigo.ac.jp/kuis/kuis_news/detail/0510_0000000963.html