ASK
ME

REGISTER
NOW

Unika Atma Jaya Peduli Lingkungan

6/7/2016 12:00:00 AM

Mahasiswa Unika Atma Jaya bebas mengambil air minum sehat dan bersih yang diproses denagn teknologi Reverse Osmosis

 

 

 

Setiap tahun sebanyak 8 juta ton plastik dibuang ke laut. Sampah plastik merupakan penyebab kerusakan lingkungan nomor satu di dunia. Solusi meredam peredaran sampah plastik adalah menghentikan pemakaian barang plastik sekali pakai.

 

 

Jakarta, 3 Maret 2016 – Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) memberikan kebijakan bagi segenap warga yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk membawa tumbler atau botol air minum setiap hari, dan bisa mengisi ulang air di drinking fountain atau keran siap minum. Sehingga, mengurangi penggunaan air kemasan plastik di lingkungan kampus. Bahkan, di koperasi kampus tidak diperjualbelikan lagi minuman kemasan plastik.

 

A Prasetyantoko selaku rektor Unika Atma Jaya menyatakan, kebijakan ini mulai diberlakukan sejak bulan Januari tahun 2016 sebagai langkah efisien dan peduli lingkungan. Maka, tumbler pun dibagikan gratis bagi karyawan. Pada hari-hari ke depan, siapapun bisa mengisi sendiri botol minum di keran yang terdapat pada halaman gedung kampus. Terdapat pula pengisian khusus untuk galon bagi aktivitas di fakultas dan unit kerja.       

 

Selain mengurangi plastik, Unika Atma Jaya juga mendukung gerakan peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas. Langkah praktisnya, setiap akan mencetak dokumen, di setiap komputer tertera peringatan berpikir bijak sebelum mencetak. Harapannya, dokumen yang dicetak adalah yang benar-benar penting untuk dicetak. Misalnya, untuk undangan rapat bisa menggunakan surel elektronik, tidak perlu dicetak satu per satu, yang kemudian hanya dibuang saja. Selain itu, sharing dokumen juga bisa menggunakan teknologi penyimpanan berbasis cloud system, seperti dropbox, google drive, dll.   

 

“Bisa juga mencetak dokumen dengan kertas bekas, jika dokumen tersebut bukan resmi tetapi penting untuk dicetak,” kata Prasetyantoko. Langkah lainnya, yaitu menghemat penggunaan listrik. Sehingga, sebelum meninggalkan kantor, tiap warga memastikan semua listrik dan AC sudah dimatikan. Bahkan, jika ada ruangan yang sudah cukup penerangan dari luar, tidak perlu menghidupkan listrik. Selain itu, jika kondisi fisik kuat dan ruangan masih terjangkau dari lantai dasar, maka bisa menggunakan tangga daripada lift.

 

Gerakan peduli lingkungan ini dinamakan CerMat KerLap yaitu Cerdas dan Hemat penggunaan Kertas Listrik Air dan Plastik. Banyak manfaat yang didapat secara non finansial seperti mengurangi sampah plastik, mendukung lingkungan sehat, dan tentu saja secara finansial menghemat bujet membeli air kemasan.

 

“Program seperti ini akan terus dikembangkan secara berkelanjutan, agar tingkat kepedulian komunitas meningkat secara simultan. Harapannya, tidak hanya di lingkungan kampus saja, tetapi sikap peduli ini menginternalisasi dalam diri dan bisa menularkan ke lingkungan yang lebih luas. Maka, kita pun bisa turut berkontribusi mengurangi permasalahan lingkungan. Dimulai dari lingkungan yang kecil yaitu di kampus,” ujar Prasetyantoko. (LE)