ASK
ME

REGISTER
NOW

Peringati Hari Air Sedunia FEB Unika Atma Jaya Gandeng UNESCO : Air Tanah Penting Dalam Kehidupan Berkelanjutan

5/25/2022 12:00:00 AM

 

Jakarta, 25 Mei 2022 – Air menjadi sumber daya yang paling banyak digunakan di dunia, seperti sumber kebutuhan industri, pertanian, hingga konsumsi sehari-hari manusia. Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menyelenggarakan talkshow secara hybrid di Aula D Kampus I Semanggi Unika Atma Jaya.

 

Talkshow dengan tema “Groundwater: Making the Invisible Visible, The World Water Develoment Report 2022 Launch” ini diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama dengan The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) perwakilan Jakarta dan Indonesia Global Compact Network (IGCN). Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk perhatian atas kebutuhan pengelolaan air tanah yang perlu dilindungi dari polusi dan eksploitasi berlebihan dalam memenuhi kebutuhan air seiring dengan pertumbuhan penduduk.

 

“Bagi Unika Atma Jaya sendiri, isu lingkungan telah menjadi sorotan sejak lama, khususnya isu ketersediaan air bersih. Bekerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah dalam pembangunan Rain Water House Harvesting (RWH) di beberapa sekolah SD hingga SMA, telah membangun lebih banyak dukungan dan perhatian dari organisasi nasional dan internasional, “ ungkap Dekan FEB Unika Atma Jaya, Dr. Irenius Dwinanto Bimo, S.E., M.Si.

 

Program RWH merupakan program dengan sistem pengolahan air bersih melalui pemanfaatan air hujan yang telah dimulai sejak tahun 2011. Program ini memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Unika Atma Jaya. Ide ini muncul dari kepedulian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya serta Rumah Sakit Atma Jaya yang prihatin terhadap krisis air bersih di daerah Jakarta Utara dan Bekasi.

 

 

Senada dengan itu, Senior Programme Specialist, Water and Environmental Sciences, UNESCO Office Jakarta, Hans Thulstrup, turut mengungkapkan perspektifnya dalam isu ketersediaan air di kota-kota besar seperti Jakarta.

 

“Kota Jakarta sebagai kota metropolitan dengan populasi penduduk padat mengakibatkan eksploitasi terhadap kebutuhan air besar, namun tidak diiringi dengan pengelolaan air tanah yang baik. Padahal air tanah menjadi bagian terpenting dalam menyokong kehidupan di masa depan, “ ungkap Thulstrup.

 

Talkshow ini juga mengkritik bahwa penanganan terhadap permasalahan air tanah di Jakarta, Jawa Barat, dan daerah lainnya memiliki treatment yang berbeda. Melalui kegiatan ini, Unika Atma Jaya bersama dengan UNESCO dan organisasi lingkungan lainnya ingin mendorong perusahaan, institusi, serta masyarakat untuk mulai menyadari adanya isu manajemen air ini.

 

 

Mendukung kegiatan tersebut, dilakukan pemutaran video yang berjudul “UN World Water Development Report 2022: Groundwater, Making the Invisible Visible” yang berisikan penjelasan keadaan air sebagai sumber daya di bumi bagi masyarakat serta dampaknya.

 

“Sebesar 99% sumber mata air yang ada di bumi tersimpan di bawah permukaan bumi, yang biasa kita sebut dengan air tanah. Air tanah menyediakan 25% dari air yang kita gunakan secara global dan memasok air minum untuk 50% populasi bumi. Meskipun ketersediaan air tanah berlimpah, tetapi sangat rentan terhadap penipisan dan tercemar polusi. Sekalinya tercemar, maka air tanah akan cenderung tetap terkontaminasi, “ ungkap Thulstrup.

 

Thulstrup juga menambahkan bahwa kita bisa mulai menggunakan potensi air tanah ini dengan menentukan berapa banyak air tanah yang dapat kita ambil, dimana, dan kapan tanpa eksploitasi berlebihan serta menipiskan sumbernya.

 

Kepala Seksi Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku dan Penyediaan Air Bersih Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan, menambahkan bahwa kegiatan talkshow ini tidak hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga untuk perusahaan, pihak non-pemerintah, hingga masyarakat sendiri untuk memulai “Our Part” sebagai wujud konkrit partisipasi seluruh pihak dalam menyelamatkan keberadaan air tanah.