ASK
ME

REGISTER
NOW

Tim Peneliti Unika Atma Jaya dan Zheijiang University Publikasikan Hasil Penelitian Di Singapura

03/15/2012 00:00:00

Tim peneliti Unika Atma Jaya yang  diketuai Ibu Dr. Hana Panggabean bekerjasama dengan tim peneliti Zhejiang University (RRC)yang  dipimpin oleh Prof.Dr.Hora Tjitra mempublikasikan hasil Penelitian mereka bertajuk New Frontiers for Global Indonesia dalam sebuah roundtable discussion bertema “ From Local Manager to Global Leader” yang dihadiri para direktur Human Resource dan direktur regional perusahaan multinasional antara lain Johnson & Johnson International serta General Electric International), Singapura, Selasa (13/3). Roundtable Discussion ini diselenggarakan oleh Human Capital Leadership Institute (HCLI) – Ministry of Manpower, Singapura, yang juga mendanai penelitian tersebut.

 

Ajang diskusi peneliti-praktisi kali ini merupakan lanjutan dari seminar dengan tema sama yang diadakan di kampus Unika Atma Jaya Juli tahun lalu sebagai publikasi hasil penelitian bertajuk Building Global Competence for Asian Leaders.

Hasil penelitian  Prof. Tjitra, Dr. Hana Panggabean, dan Dr. Juliana Murniati yang juga melibatkan mahasiswa dan alumni FP UAJ ini membahas tentang faktor dan dinamika yang mendorong potensi dan kompetensi global pada orang Indonesia. Penelitian tersebut berdasarkan studi kualitatif pada 137 responden dari Indonesia, China, dan Singapura serta studi kasus kepada tiga orang Indonesia dalam konteks global. Para praktisi multinasional menyampaikan concern mereka tentang langkanya professional Indonesia dalam kancah industri dan bisnis global meskipun kompetensinya tidak kalah dengan professional dari negara lain.

Ibu Hana (demikian sapaannya) dalam seminar Juli lalu menilai masyarakat Indonesia dalam pandangan psikologi harus memiliki keterampilan untuk mengelola konflik lebih terbuka. "Komunikasi harus asertif dan berani melalui keterampilan mengelola konflik yang lebih terbuka,” jelasnya.

Dalam tataran kepemimpinan, lanjut Ibu Hana, seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan menciptakan harmoni, iklim kerja yang positif, dan tidak mengeluarkan keputusan otoriter. Bagi Hana, untuk dapat berperan dalam konteks global, pemimpin Indonesia harus mampu beradaptasi dan mentransformasikan keterampilan memimpin domestiknya ke dalam konteks internasional. Iklim kerja khas Indonesia yaitu kekeluargaan harus dapat diciptakan tanpa sikap permisif. Selain itu, kemampuan sensitif aktif pemimpin juga harus terasah."Sikap itu mengarahkan agar tidak hanya bisa merasakan suasana, tetapi juga tahu melakukan apa setelah membaca situasi dengan aktif," ucapnya.Sekali lagi, dia mengingatkan, sudah waktunya masyarakat keluar dari zona nyaman (comfort zone) yang menerima keadaan tanpa ada usaha.


Sementara itu, Prof. Tjitra, menambahkan bahwa tantangan untuk keluar dari comfort zone memang luar biasa. "Tetapi, hal itu penting untuk menggapai global leaders. Indonesia bisa belajar dari kisah keberhasilan warganya yang sukses berkarya di luar negeri," ujarnya.

 

 Laporan: Hana Panggabean

 

 

 

(Diperbarui oleh ynr-m&pr/03/12)