ASK
ME

REGISTER
NOW

The 1st International Conference: Inclusive Business in the Changing World (Parallel Sessions)

3/12/2018 12:00:00 AM

Foto bersama dalam The 1st International Conference: Inclusive Business in the Changing World

 

Jakarta, 11 Maret 2018 – Program Sarjana dan Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM) Unika Atma Jaya bekerja sama dengan Asosiasi Ilmu Administrasi Bisnis Indonesia mengadakan The 1st International Conference: Inclusive Business in the Changing World dengan tema “Managing Inclusive & Sustainable Business in the Converging World”. Acara ini berlangsung di Auditorium Yustinus lt.15, Kampus 1 Semanggi Unika Atma Jaya pada Selasa (6/3).

 

Sebelum acara dimulai, Dr. Yohanes Eko Widodo, S.H., S.Sos., M.M. selaku Dekan FIABIKOM memberi kata sambutan dan dilanjutkan dengan acara inti. Acara inti dibagi menjadi dua, yaitu plenary session dan parallel session.

 

Parallel session merupakan sesi dimana para peserta mempresentasikan hasil penelitian mereka yang berkaitan dengan inclusive business. Pengertian dari inclusive business adalah ketika suatu perusahaan masuk ke dalam komunitas, misal seperti lingkungan orang-orang yang kurang mampu dan mengajak komunitas tersebut untuk ikut dalam memproduksi sebuah barang dan jasa untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan kualitas hidup komunitas tersebut.

 

Dalam parallel session yang pertama, hasil presentasi dibawakan oleh empat peserta yang berasal dari Universitas Sangga Buana YPKP, Perguruan Tinggi Bina Insani, Universitas Widyatama, dan Unika Atma Jaya dengan moderator Dr. Yohanes Eko Widodo, S.H., S.Sos., M.M.

 

Salah satu peserta yang berasal dari Unika Atma Jaya adalah Dr. A.B. Susanto (Graduate School of Business Director, Unika Atma Jaya) dengan judul presentasinya “Museum Batik of Yogyakarta & Inclusive Business”.

 

Museum Batik tersebut berada di Yogyakarta dan dulunya hanya sebuah museum pajangan. Seiring berjalannya waktu, munculah ide untuk memproduksi batik. Inclusive business yang dijalankan adalah dengan memberikan training dan mewadahi masyarakat sekitar dalam proses pembuatan batik, dimana batik juga sudah merupakah bagian dari keseharian mereka.

 

“Acara ini sangat knowledgeable. Beberapa orang hanya mengetahui inclusive business tapi tidak secara mendalam. Dampak yang dihasilkan dari inclusive business sebenarnya sangat besar, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan. Acara ini juga sangat memberikan pengetahuan lebih terhadap inclusive business, khususnya bagi mahasiswa,” ujar Joane Barlean (Personal Assistant Dr. A.B. Susanto). (IO)