ASK
ME

REGISTER
NOW

TEA TIME: SEMINAR DAN WORKSHOP TENTANG TEH DI PRODI HOSPITALITY

12/19/2018 00:00:00

Tradisi minum teh telah berlangsung selama kurang lebih 5000 tahu. Tradisi ini dimulai di propinsi Yunan Cina sejak 5000 tahun yang lalu dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tradisi minum teh telah ada di berbagai negara dengan berbagai bentuknya. Teh menjadi minuman yang dinikmati oleh berbagai bangsa di dunia termasuk di Indonesia. Saat ini teh telah menjadi minuman sehari-hari masyarakat kita.

 

Namun demikian walaupun teh telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari namun sebenarnya kita masih kurang begitu mengenal teh tersebut. Varian atau macam teh ada banyak sekali. Berbagai macam teh ada didunia ini, dimana proses pembuatan dan penyeduhannya berbeda-beda. Untuk mengenal teh lebih jauh, mahasiswa Program Studi Hospitality dan Manajemen Pariwisata Unika Atma Jaya menyelanggarakan seminar dan workshop tentang teh pada hari Jum’at, 16 November 2018 di kampus BSD.

 

Pemberi materi ini adalah Othniel Giovanni, seorang ahli di bidang teh di Indonesia. Dia telah belajar tentang teh di berbagai negara, di Cina, Jepang, Singapura dan lain-lainnya. Disamping itu dia juga telah dipercaya untuk memberikan pelatihan tentang teh tidak hanya di Indonesia, namun juga di berbagai negara lain. Acara ini terselenggara juga karena mendapat sponsor perusahaan teh Harendong yang telah menghasilkan produk teh organik kelas dunia. Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi, jam 10-12 pengenalan teh, tentang macam-macam teh, sejarah dan tradisinya. Setelah makan siang baru diadakan workshop tentang bagaimana menyeduh teh yang baik dan benar. Dengan mengikuti pelatihan ini kita menjadi lebih tahu, bahwa apa yang kita ketahui tentang teh ternyata masih sangat sedikit sekali. Teh ternyata merupakan minuman yang sangat komplek, dan apa yang kita ketahui tentang teh selama ini ternyata banyak yang salah. Sebagai contoh, rasa teh yang bagus biasanya adalah jika ada unsur sepet-nya, namun ternyata teh yang bagus adalah rasanya manis, tanpa harus dicampuri dengan gula. Teh yang rasa sepet itu ternyata teh yang kurang bagus, mahalan kualitas terendah.

 

Semoga pelatihan tentang teh ini dapat membuka mata kita tentang minuman teh ini. Masih banyak peluang untuk mengembangkan bidang per-teh-an ini dan kesepatan ini juga merupakan ajang yang baik untuk mengenal dan mendidik masyarakat tentang cara meracik teh yang baik dan benar. (Eko Widodo)