ASK
ME

REGISTER
NOW

Pemberdayaan Komunitas Melalui Social Entrepreneurship Marketplace

11/5/2019 12:00:00 AM

Suasana SE Marketplace saat pembicara membagikan materinya.

 

Jakarta, 4 November 2019 – Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya  mengadakan Social Entrepreneur Marketplace (SE Marketplace) 2019 pada 24-25 Oktober di Kampus 1 Semanggi Jakarta. Pada tahun ini, SE Marketplace mengadakan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah sosial.

 

SE Marketplace Talkshow 1 yang bertajuk “Community Empowerment” menghadirkan beberapa  narasumber yaitu Risyad Tri Setiaputra (Amartha Indonesia), William Kwan (Institut Pluralisme Indonesia), Irma Sustika (Womenpreneur Community) dan Riana Magdalena (Sahabat Daya Unika Atma Jaya). Diskusi Talkshow 1 membahas mengenai pemberdayaan komunitas, terutama komunitas perempuan, microfinance dan peran sosial entrepreneurship dalam komunitas kecil sebagai bentuk mewujudkan salah satu SDGs: Industry, innovation and infrastructure and sustainable cities and communities.

 

Salah satu produk yang menonjol dalam SE Marketplace ini adalah Rengginang Organik. Produk ini merupakan hasil inovasi dari mahasiswa teknik Unika Atma Jaya. Rengginang merupakan makanan yang berbentuk kecil dan mudah untuk dikonsumsi saat bersantai maupun berkendara, itulah yang membuat unik dari Rengginang Organik.

 

 Produk Rengginang Organik

 

William selaku mahasiswa yang membuat inovasi Rengginang Organik mengaku bahan yang digunakan untuk membuat Rengginang terbuat dari bahan yang halal seperti nasi, ketan dan garam. Proses pencetakan rengginang dibuat dengan mesin pencetakan khusus yang dibuat oleh William. Dalam sekali pencetakan dapat menghasilkan 15 hingga 18 rengginang yang berbentuk kecil. Alat pencetakan rengginang terbuat dari kayu karena dapat menghemat proses pembuatan alat pencetakan. “Alasan dibuatnya kayu karena kayu lebih murah, kalau misalkan menggunakan besi stainless juga mahal pastinya. Kita membuat ini untuk disajikan ke masyarakat terlebih dulu agar mereka juga bisa memproduksi alat ini dan membuka usaha sendiri,” ujar William.

 

Alat pencetakan dan rengginang organik nantinya akan dijual ke masyarakat. Meskipun belum memiliki surat izin usaha, rengginang organik dapat dipamerkan di SE Marketplace saja. “Nanti kalau ada izin usaha, kita akan menjual produk ini ke masyarakat. Kita akan mengadakan survei kepada masyarakat mengenai alat pencetakan rengginang. Dan mereka senang kita bisa membantu mereka nantinya untuk memproduksi mesin cetak ini.”

 

Selain Rengginang Organik, terdapat Keripik Pare dan Lele Asap yang dibuat oleh projek Sampora Sejahtera. Produk Keripik Pare dan Lele Asap dibuat oleh masyarakat di Kampung Baru, mahasiswa yang mengaplikasikan sistem akropinik yaitu membudidayakan lele kemudian hidroponik dari air ikan lele dan menghasilkan pare. “Lele yang sudah dipanen kita asepin, kita jadiin produk. Hidroponiknya memakai air hasil kolam lelenya itu karena mengandung banyak nutrisi ikan seperti nitrogen yang dibutuhkan oleh tanamanya. Hidroponiknya itu menghasilkan pare dapat kita simpulkan bahwa yang berada dibawah adalah ikan lele dan diatasnya hidroponik pare,” ujar Alvian. (BY)

 

Produk sampora Sejahtera