ASK
ME

REGISTER
NOW

Seminar "Current Treatment and Management of ADHD"

6/15/2008 12:00:00 AM



Latar Belakang

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan inattention (gangguan pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi) , impulsif (berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibatnya), dan hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya. Keadaan ini dijumpai pada 4-12% di antara anak sekolah dan sering ditemukan pada laki-laki.

Gejala ADHD harus terlihat di berbagai tempat yang berbeda, misalnya di rumah, di sekolah, di tempat rekreasi, dan lainnya. Gejala ADHD biasanya sedemikian beratnya sehingga tidak dapat ditoleransi oleh orang tua, guru, dan temannya. Akibat perilakunya yang agresif, impulsif, dan tidak mengikuti peraturan, sering kali mereka dijauhi oleh teman-temannya. Kondisi ini membuat mereka kehilangan rasa percaya diri, menarik diri, dan depresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30-80% kasus ADHD menetap pada masa remaja, bahkan sampai dewasa. Bila menetap sampai remaja, dapat memunculkan masalah lain seperti kenakalan remaja, gangguan kepribadian anti-sosial, dan cenderung terlibat penyalahgunaan NAPZA. Orang dewasa dengan ADHD sering bertengkar dengan pimpinannya, sering pindah pekerjaan, dan dalam melaksanakan tugasnya seringkali terlihat tidak tekun.

Diagnosis ADHD tidak dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium atau alat kedokteran, sekalipun wawancara terhadap orang tua merupakan hal penting. Selain itu, diperlukan laporan dari sekolah mengenai gangguan tingkah laku, kesulitan belajar, dan kurangnya prestasi akademis oleh gurunya.

Penanganan ADHD perlu melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam suatu tim kerja yang terdiri dari dokter spesialis anak, psikiater, dokter spesialis saraf, psikolog, pendidik, dan pekerja sosial. Penanganan ADHD memerlukan evaluasi jangka panjang dan berulang untuk dapat menilai keberhasilan terapi. Pe- nanganan ADHD biasanya berupa terapi obat, terapi perilaku, dan perbaikan lingkungan.

Akhirnya, yang sering juga menjadi pertanyaan adalah bagaimana gizi untuk anak ADHD? Apakah gula, minuman ringan, dan roti yang mengandung gandum dapat menyebabkan hiperaktifitas, sehingga perlu dihindari? Semua ini akan dibahas secara komprehensif dan holistik pada seminar ini. Karenanya, jangan lewatkan kesempatan ini.

Penyelenggara: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku, Fakultas Kedokteran, Unika Atma Jaya bekerjasama dan Janssen-Cilag Indonesia

 

Pelaksanaan

Hari/Tanggal: Sabtu, 12 Juli 2008

Waktu: 08:00-15:00 WIB

Tempat: Auditorium Klara Asisi
Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya
Jalan Pluit Raya No. 12, Jakarta Utara

 

AKREDITASI IDI*

 

Pembicara

  • DR. dr. Dwijo, Sp.KJ (K)

  • dr. Ika Widyawati, Sp.KJ (K)

  • dr. Nanny Djaja, Sp.GK, MS

  • Dra. Lidwina Banowati, M.Psi

 

Moderator

  • dr. Satya Joewana, Sp.KJ (K)

  • dr. Surilena, Sp.KJ

 

Siapa yang harus hadir?
Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Psikolog, Mahasiswa

 


Kontribusi Peserta

  • Dokter Spesialis: Rp 150.000,00

  • Dokter Umum, Psikolog: Rp 100.000,00

  • Perawat: Rp 75.000,00

  • Mahasiswa: Rp 50.000,00

Biaya ditransfer ke Rekening BCA 168.1826128 an. Silvanus Chakra Puspita,
bukti transfer difaksmili ke (021) 6606123



Contact Person

  • Sekretariat FKUAJ  (021) 6694366, 6693168 ext. 222

  • Sdr. Handy Putra  0817.731022

  • Sdri. Sri Purwani  0812.8789697

 

*) in progress

 

(Updated by yap/m&pr-06/08)