ASK
ME

REGISTER
NOW

SEMINAR MEMPERINGATI HARI INTERNASIONAL ANTI IMPUNITAS TERHADAP KASUS KEKERASAN KEPADA JURNALIS

11/25/2019 00:00:00

Program Studi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya yang bekerja sama dengan Komite Keselamatan Jurnalis mengadakan kegiatan seminar dalam rangka memperingati hari internasional anti impunitas terhadap kasus kekerasan terhadap jurnalis. Seminar ini didukung pula oleh Kedutaan Besar Inggris di Indonesia dan UNESCO. Seperti kita ketahui bahwa pers merupakan pilar keempat dari demokrasi, namun demikian, ancaman terhadap para pewarta di berbagai belahan dunia terus meningkat. Mereka menjadi tidak aman dalam menjalankan tugasnya. Ancaman terhadap para pewarta ini dalam skala besar nantinya bahkan bisa mengancam keberadaan demokrasi itu sendiri. Banyak pemimpin negara yang dipilih secara demokratis, pada akhirnya pelan namun pasti, berubah menjadi otoriter. Ini karena peran pers yang tidak cukup kuat untuk mengawasinya.

 

Korban dari kekerasan terhadap jurnalis itu ada dimana-mana. Sebagai contoh kasus Udin, wartawan Bernas Yogyakarta yang hingga sekarang masih misteri atau kasus Jamal Khasogi, pewarta Arab yang dibutuh oleh agen-agen dari kerajaan Arab Saudi. Bahkan di tahun 2019 ini tercatat sebagai tahun yang paling banyak terjadi kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia. Hal itu memang karena di sepanjang tahun ini banyak terjadi peristiwa yang mengundang kekerasan pada jurnalis, baik yang dilakukan oleh aparat, ormas atau kelompok massa tertentu.

 

Seminar dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh mas Wahyu Triyogo selaku ketua panitia. Duta besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Mr. Owen Jenkins, juga memberikan sambutan dalam bahasa Indonesia yang lancer. Beliau menyampaikan pentingnya perlindungan para jurnalis terhadap segala tindak kekerasan yang terjadi. Sambutan terakhir diberikan oleh Dr. Eko Widodo selaku dekan FIABIKOM Unika Atma Jaya.

Acara seminar dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama mengambil topic tentang Tantangan Jurnalis pada Era Digital: Kekerasan dan Persekusi menampilkan pembicara: Gilang Parahita (dosen ilmu Komunikasi UGM), Thimotius Mirulewan (keluarga alm Alferd Frets Mirulewan, wartawan Redaksi Mingguan Pelanggi Maluku yang tewas dalam menjalankan tugas), Insyani Syahbarwati (pemdamping Alfred  Frets Mirulewan, Koordinator Maluku Media Center), Ahmad Taufan Damanik (Ketua Komnas HAM), Agung Dharmajaya (Ketua Komisi Hukum Dewan Pers) dan sesi ini dimoderatori oleh Nenden Sekar Arum dari SAFEnet.

 

Sesi kedua yang mengambil tema Mengakhiri Impunitas Kasus kekerasan terhadap Jurnalis menapilkan pembicara: Sasmito Madrim (Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis), Marsiyem (Istri almarhum Udin, Wartawan Bernas Yogyakarta), Shinta Maharani (pendamping Udin, sekretaris AJI Yogyakarta), Kolonel Chk Azhar, S.H., M.H. (Kepala bidang Bantuan Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara TNI), Kombes Pol Yusri Yunus (Kepala Bagian Penerangan Satuan Divisi Humas Polari) dan Dr. Ming Kuok Lim (dari Unesco). (Eko Widodo).