ASK
ME

REGISTER
NOW

Katekis Pembawa Harapan: Cerdas Spiritual, Peduli Sosial, Bijak Manfaatkan AI


"Katekis Pembawa Harapan: Cerdas Spiritual,
Peduli Sosial, Bijak Manfaatkan AI”


BOGOR, 15-18 JULI 2025 – Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Fakultas Pendidikan dan Bahasa, Unika Atma Jaya melaksanakan retret di Wisma Tugu Wacana SVD, Bogor pada tanggal 15-18 Juli 2025. Acara ini diikuti oleh Mahasiswa Aktif Prodi Pendikkat angkatan 2021-2024, dibimbing oleh Romo Benediktus Ari Darmawan, Pr. dan Romo Alfonsus Ardi Jatmiko, SJ. Retret merupakan bagian dari formatio para mahasiswa Prodi Pendikkat sebagai calon-calon pendidik iman (guru agama Katolik dan katekis). Gereja Katolik memandang penting pembinaan para pendidik iman karena kualitas pelayanan pastoral erat berhubungan dengan pribadi-pribadi pelaksananya (Petunjuk untuk Katekese, 2020, no. 130, dst.).

Retret tahun ini mengusung tema: "Katekis Pembawa Harapan: Cerdas Spiritual, Peduli Sosial, Bijak Manfaatkan AI." yang ditampilkan melalui gambar dua Paus (Paus Fransiskus dan Paus Leo XIV) bersama para mahasiswa Atma Jaya, yang dibuat menggunakan teknologi AI. Mungkin timbul pertanyaan: Mengapa harus dua Paus yang ditampilkan? Mengapa tidak hanya Paus Leo XIV yang saat ini menjabat? Bukankah, konon, nama beliau terinspirasi dari Paus Leo XIII, yang pernah menerbitkan dokumen Ajaran Sosial Gereja pada masa Revolusi Industri; sementara kini Gereja menghadapi Revolusi Teknologi Digital, khususnya AI?

Memang benar, Paus Leo XIV dalam berbagai pernyataannya telah menegaskan bahwa AI harus digunakan demi kepentingan manusia, bukan sebaliknya manusia untuk AI. Beliau menyatakan: “AI harus membantu, bukan menghalangi, perkembangan anak-anak dan generasi muda.” ; “AI tidak boleh mengaburkan martabat manusia, melainkan mendukung perkembangan utuh pribadi manusia dan masyarakat.”

Namun sebelum beliau menjabat, Paus Fransiskus telah terlebih dahulu menaruh perhatian terhadap isu ini. Di awal tahun 2025 ia menerbitkan dokumen penting berjudul Antiqua et Nova, yang menegaskan pentingnya menggunakan AI dengan bijaksana, bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun manusia yang utuh, baik secara spiritual, intelektual, sosial, maupun etika.

Kehadiran kedua Paus ini dalam banner dan cover presentasi retret bukan tanpa alasan. Mereka merupakan simbol dan dasar dari tema besar retret ini. Keduanya, dalam perannya masing-masing, mewakili keberlanjutan refleksi Gereja terhadap tantangan zaman, termasuk AI, serta panggilan untuk tetap setia pada martabat manusia dan misi pewartaan.


Namun, harapannya ialah retret ini tidak berhenti sampai di sini. Para mahasiswa, setelah mengikuti rangkaian kegiatan ini, diharapkan tidak hanya pulang dengan pengalaman pribadi, tetapi juga diutus menjadi pewarta kabar sukacita dan kebaikan bagi sesama. Mereka diberikan simbol perutusan berupa pin bergambar Beato Carlo Acutis, seorang anak muda yang dalam hidupnya menggunakan teknologi digital secara bijak, khususnya melalui website, untuk mewartakan kasih Tuhan. Harapannya sang Beato dapat menjadi teladan bagi para mahasiswa,  di tengah kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, terutama dengan kehadiran AI. Mereka dipanggil dan diutus untuk menggunakan teknologi secara bijak, bukan demi kepentingan pribadi semata, melainkan untuk membangun sesama dan mewartakan kebaikan. Semoga seperti Carlo Acutis, yang akan segera dikanonisasi sebagai santo pada 7 September 2025 oleh Paus Leo XIV, kita semua mampu menjadikan teknologi sebagai jalan untuk bertumbuh dalam kekudusan dan pelayanan yang nyata.